Menperin RI Terima Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Hiroshima Jepang
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Hiroshima. Agus Gumiwang mendapatkan gelar itu atas kontribusinya bagi industri di Jepang, khususnya sektor otomotif, dan manfaatnya bagi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
"Saya turut bangga dengan pemberian gelar Doktor Kehormatan Universitas Hiroshima kepada Menperin Agus Gumiwang. Pemberian gelar ini menjadi bukti kepercayaan tinggi Jepang kepada putra-putra Indonesia yang berdedikasi tinggi tidak hanya bagi ilmu pengetahuan, tetapi juga kontribusi konkret dan manfaat bagi kehidupan," ujar Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi yang hadir dalam pemberian Doktor Kehormatan (honorary doctorate degree) kepada Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita.
Upacara dipimpin langsung oleh Presiden Universitas Hiroshima Profesor Mitsuo Ochi di Hiroshima, Jepang, Selasa, 24 September 2024.
“KBRI Tokyo senantiasa memberi dukungan penuh bagi peningkatan hubungan Indonesia-Jepang dalam segala bidang. Termasuk dalam hubungan people to people Indonesia-Jepang," tambah Dubes Heri yang hadir didampingi Ibu Nuning Akhmadi, Atase Perindustrian Sofyari Rahman, dan Sekretaris Pertama Fungsi Politik KBRI Tokyo Budi Akmal Djafar. Turut hadir pula Konsul Jenderal (Konjen) RI Osaka, John Tjahjanto Boestami.
Pemberian gelar doktor kehormatan ini merupakan pengakuan atas kontribusi luar biasa Menperin Agus dalam sektor industri, dukungan terhadap pendidikan, serta peran strategis Indonesia sebagai mitra Universitas Hiroshima dalam inisiatif global.
Dalam sambutannya Menperin Agus mengatakan, gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Hiroshima ini merupakan suatu kehormatan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi Indonesia.
"Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Hiroshima merupakan suatu kehormatan yang tiada tandingannya yang saya terima. Bukan hanya untuk diri saya sendiri tetapi juga atas nama orang-orang yang telah berkontribusi dalam perjalanan saya serta bagi bangsa Indonesia. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Universitas Hiroshima atas kehormatan yang luar biasa ini. Saya menerimanya dengan kerendahan hati yang mendalam dan berkomitmen untuk memajukan masa depan," lanjut Menperin Agus.
Ditegaskan pula bahwa penghargaan ini merupakan pengingat atas setiap aspek dari pengalaman dan kontribusi tidak hanya untuk ilmu pengetahuan tetapi juga pengembangan individu. Menperin yang didampingi oleh istri, Loemongga Haoemasan, melanjutkan bahwa aspek pembelajaran berdasarkan pengalaman sebagai legislator, politisi, atau pejabat pemerintah telah memberi penguatan kapasitas untuk mengubah kehidupan.
Ia menambahkan, pemberian gelar Doktor Kehormatan ini memerlukan tanggung jawab, untuk terus memberikan pengaruh positif kepada siapapun dan dimanapun.
"Membantu orang lain termasuk menjunjung prinsip-prinsip yang terkandung dalam gelar kehormatan ini yaitu keingintahuan intelektual, kejujuran, dan dedikasi terhadap kebaikan yang lebih besar. Pencapaian kita tidak hanya ditentukan oleh gelar atau penghargaan, namun oleh kehidupan yang kita pengaruhi, individu yang kita berdayakan, dan warisan yang kita bangun. Gelar doktor kehormatan berfungsi sebagai pengingat bahwa kita memiliki kapasitas untuk berkontribusi untuk lingkungan dan masyarakat," tambahnya.
Menperin Agus Gumiwang dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada mentor, kolega, dan pemimpin yang telah mempengaruhi perjalanannya sebagai politisi, legislator dan menteri. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, istrinya Loemongga, dan keempat anaknya, karena telah mendampingi sepanjang waktu.
Presiden Universitas Hiroshima, Profesor Mitsuo Ochi menilai Agus Gumiwang telah memberikan kontribusi besar bagi sektor industri Jepang serta serta peran strategis Indonesia sebagai mitra Universitas Hiroshima dalam inisiatif global.
Menperin Agus Gumiwang menjadi orang Indonesia ketiga yang memperoleh gelar Honorary Doctorate dari Universitas Hiroshima. Penerima pertama adalah Hasan Rahaya, mantan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI) yang juga merupakan mahasiswa di Jepang saat peristiwa bom Hiroshima. Gelar tersebut juga pernah diberikan kepada Wakil Presiden (Wapres) RI 2004-2009 dan 2014-2019 kepada Muhammad Jusuf Kalla.