Menparekraf Minta Pelaku Usaha Kreatif Pahami Ekosistem Parekraf
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf) meminta semua pelaku kreatif di Indonesia untuk memahami ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif secara menyeluruh. Karena pemahaman terhadap ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif itu sangat penting di era yang digital saat ini.
"Pelaku kreatif tidak bisa hanya tergantung dengan produknya saja. Sebaik-baiknya produk, kalau kita tidak bisa menjualnya sangat disayangkan. Inilah tantangan kita semua ke depan, memahami ekosistem parekraf," kata Menteri Parekraf Wishnutama Kusubandio.
Wishnutama menyampaikan hal itu saat bertatap muka secara online dengan ratusan peserta Rakornas ICCN di Banyuwangi, Jumat 6 November 2020 malam. Hadir dalam acara tersebut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Ketua Umum ICCN Fiki Satari. Rakornas ICCN 2020 digelar selama tiga hari pada 5-7 November 2020. Rakornas ini dihadiri 50 koordinator wilayah dari 211 kota/kabupaten anggota ICCN secara langsung. Ratusan anggota lainnya terhubung secara daring.
Dia menambahkan, Ekosistem Parekraf yang dimaksud antara lain berkaitan dengan kemasan produk, pemasaran, aturannya, memahami HAKI, akses permodalan, termasuk penguasaan teknologi.
"Itulah yang kita sebut whole ekosistem parekraf. Teman-teman kreatif harus paham secara komprehensif dari A sampai Z. Sehingga pada saat nanti berusaha atau menciptakan daya tarik atau me-monetize agar potensi untuk sukses jauh lebih besar," katanya.
Wishnutama juga menyebut peran ekonomi kreatif sangatlah penting dalam mengembangkan pariwisata nasional. Menurutnya, alam memang pemberian dari Tuhan. Tugas menusia menciptakan daya tarik lebih bagi alam tersebut.
"Kita semua harus memberi nilai lebih pada kekayaan alam kita untuk memajukan pariwisata nasional. Inilah peran dari ekonomi kreatif," kata Wishnutama.
Pemilihan Banyuwangi sebagai lokasi Rakornas menurutnya sangatlah tepat. Karena, kata Wishnutama, Banyuwangi memiliki banyak inovasi, khususnya di sektor parekraf. Apa yang telah dilakukan Banyuwangi bisa dicontoh daerah lain.
Menurutnya, Banyuwangi adalah kabupaten yang sangat inspiratif. Dia sering memberi referensi pada daerah lain untuk belajar ke Banyuwangi dalam hal peningkatan pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Presiden bahkan menilai Banyuwangi sangat serius memperhatikan pariwisata dan sektor kreatif. Banyak inovasi yang sudah dilakukan, bahkan Banyuwangi juga cepat merespons dan menerapkan adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata," jelasnya.
Peserta rakornas ICCN datang dari segala penjuru Tanah Air. Mulai dari Pulau Miangas Sulawesi Utara, Jayapura Papua, Pulau Rote NTT hingga Labuhan Bajo. Mereka saling berbagi ilmu dan sharing solusi atas permasalahan yang dihadapi terkait ekonomi kreatif di wilayahnya masing-masing.
“Banyak hal positif yang kami dapat dari sini. Dari diskusi selama dua hari, ternyata banyak hal yang harus kami gerakkan. Ini membuka pikiran dan sudut pandang kita bagaimana mengaktifkan ekonomi kreatif itu sendiri,” ungkap peserta dari Bali Utara, Kardian Narayana.
Dalam Rakornas ini tidak hanya berbicara tentang success story. Namun juga berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi untuk kemudian dibahas bersama untuk dicari solusinya.
"Dengan berjejaring ini, kita siap saling bantu sama lain,” kata peserta dari Banyuwangi Youth Creative Forum Vicky Hendri.
Peserta juga mengaku terkesan dengan Banyuwangi. Seperti yang diungkapkan Jaringan Komunitas Kreatif Numbai/Jkon, Jayapura, Denny Jackson. Menurutnya, Perubahan Banyuwangi ini sangat pesat. Bahkan beyond expectation. Dia pun membagikan spirit membangun ala Banyuwangi pada kawan-kawannya di Jayapura.
Bagi Denny, Banyuwangi yang benar-benar memperhatikan secara detail konsep pariwisatanya sehingga menjadi sangat menarik. Dia menyebut, kalau bicara tentang kota metropolis, semua mengarah pada hiburan malam seperti diskotek, karaoke, bar. Banyuwangi tidak memilih jalan itu, melainkan fokus pada ecotourism.
"Ekonomi kerakyatan diberdayakan lewat pengoptimalan UMKM dan sektor ekonomi kreatif. Kebudayaan dan tradisi lokal menjadi kekuatan bagi Banyuwangi untuk dipromosikan keluar. Ini hebatnya Banyuwangi yang mampu membangun kolaborasi antar komunitas di dalamnya. Layak dicontoh daerah lain,” ungkapnya.