Perkuat Aksesibilitas Laut, Menpar Temui Holland America Line
Penguatan akses laut tidak luput dari perhatian Menteri Pariwisata Arief Yahya. Untuk itu, undangan Courtesy Dinner Presiden Holland America Line (HAL), Orlando Ashford, langsung disambar. Acara tersebut berlangsung di Hotel Fairmount Restaurant 1945, Senin (30/4).
Kunjungan ini tentu sangat strategis. Apalagi dalam lawatannya ke Asia Tenggara kali ini, Orlando hanya mengunjungi Indonesia dan Filipina.
"HAL secara luas diakui sebagai pemimpin dalam segmen premium industri pelayaran dan kapal pesiar. Ini merupakan momentum bagus untuk mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui kunjungan kapal pesiar," ujar Menpar Arief Yahya, Senin (30/4).
Dalam kesempatan itu, Menpar menyampaikan program Visit Wonderful Indonesia (ViWI) 2018. Salah satunya dengan mendorong accesibility di sektor pariwisata. Serta upaya peningkatan pencapaian target 17 juta wisatawan mencanegara ke Indonesia.
Selain itu, HAL juga diajak untuk mengikuti Program Fly-Cruise. Sebuah program kerjasama Indonesia dengan Singapore dalam Cruise Tourism. Dengan pertemuan ini, diharapkan HAL Region Asia lebih aktif dan membuat rute-rute baru ke Indonesia, tanpa tergantung dengan Miami. Sehingga dapat mendorong lebih banyak pintu masuk wisatawan mancanegara melalui jalur laut.
"Potensi wisata bahari kita itu luar biasa. Apalagi kita diunggulkan karena berada di jalur maritim yang strategis, mengingat Indonesia berada di daerah ekuator, antara dua Benua Asia dan Australia, antara dua Samudera Pasifik dan Hindia, serta negara-negara Asia Tenggara. Kelebihan ini harus bisa kita maksimalkan," kata Mantan Dirut PT Telkom tersebut.
Seperti diketahui, HAL dimulai pada tahun 1873 sebagai Perusahaan Kapal Uap Belanda-Amerika. Dikenal sebagai Holland America Line karena berkantor pusat di Rotterdam, Belanda dan menyediakan layanan ke Amerika.
Saat ini HAL secara luas diakui sebagai pemimpin dalam segmen premium industri pelayaran kapal pesiar. Memiliki 14 Armada kapal. Dan setiap tahun menawarkan lebih dari 500 perjalanan ke 415 pelabuhan di 98 negara, wilayah atau dependensi.
"HAL masuk dalam Holland American Group bersama Princes Cruises, Seabourn Cruise Line dan P & O Cruises Australia. Dan ketiganya sudah pernah masuk ke Indonesia melalui Tanjung Benoa, Bali, April 2017. Tentunya kami akan mendorong terus pertumbuhan kunjungan kapal pesiar ke Indonesia. Karena secara infrastruktur pelabuhan yang ada di Indonesia telah mumpuni. Regulasinya juga tidak rumit. Semua sudah sangat mudah," ujar Menpar.
Menpar Arief Yahya menegaskan kembali pariwisata adalah jalan baru dan lebih cepat untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan yang selama ini hadapi. Serta, diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh tanah air.
Terlebih pertumbuhan pariwisata Indonesia masuk dalam 20 besar dunia, terakhir mencapai 25,68% atau lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pariwisata dunia.
Selain itu Kemenpar telah menetapkan sasaran strategis utama berupa target kinerja yang harus dicapai pada 2018. Yakni, sektor pariwisata memberikan kontribusi pada perekonomian (PDB) nasional sebesar 5,25%, menghasilkan devisa Rp 223 triliun.
Kemudian menciptakan lapangan kerja 12,6 juta orang, kunjungan 17 juta wisman, dan mendorong pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 270 juta perjalanan.
Serta meningkatkan daya saing pariwisata di tingkat global dari ranking 70 pada 2013, menjadi ranking 50 dunia pada 2015, naik di ranking 47 dunia tahun lalu, dan menuju ranking 30 dunia pada 2019.
“Target 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini harus kita rebut. Untuk itu kita harus terus berinovasi memaksimalkan seluruh peluang yang ada. Termasuk mendongkrak kunjungan wisman melalui jalur laut," kata Menteri asal Banyuwangi tersebut.
Selain hal-hal tersebut, faktor CAIT (Clearance Approval for Indonesia Territory) juga tidak bisa diabaikan. "Faktor ini juga bisa menjadi salah satu daya tarik hadirnya kapal-kapal pesiar ke Indonesia," tambahnya.
Saat bertemu dengan HAL, Menpar didampingi oleh Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata Indroyono Soesilo, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Anang Sutomo, serta Asisten Deputi Investasi Pariwisata Henky Manurung. (*)