Menpar Sebut LCCT Penting Untuk Tingkatkan Wisman
Menteri Pariwisata Arief Yahya makin serius menggenjot terminal berbiaya murah, low cost carrier terminal (LCCT), dan bandar udara berbiaya rendah atau low cost carrier airport (LCCA).
Keseriusan itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) Pariwisata di Kementerian Pariwisata. Menurutnya, LCCT adalah komponen penting untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing (Wisman).
“Kita punya target wisman 17 juta sampai akhir 2018 nanti. Kalau tidak punya LCCT, target itu tidak tercapai. Jumlah Low Cost Carriers tumbuh 55 persen per tahun. Di Indonesia sendiri LCC tumbuh sekitar 12 persen per-Tahun. Dan itu kurang, kita butuh 21 persen untuk menggapai target wisman tahun 2018,” kata Menpar.
Menurut data terakhir Kementerian Pariwisata, wisman masuk sampai akhir tahun 2017 berjumlah 14 juta. Itu artinya, Kemenpar memiliki pekerjaan rumah untuk mendatangkan 3 juta wisman sampai akhir 2018 nanti. Menpar mengklaim sebagian besar angka wisman akan terpenuhi bila bandara berbiaya rendah dicanangkan.
LCCT akan menjadi lokasi pendaratan maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC). ndonesia sendiri tidak memiliki LCCT. Maskapai LCC yang masuk Tanah Air akan membayar biaya pajak dengan tarif full service carrier terminal (FSC).
Bila LCCT diterapkan, sejumlah keuntungan akan dirasakan, khususnya bagi budget traveler atau backpacker dan bagi perusahaan maskapai berbiaya rendah. (*)