Menpar: Pengantaran Wisman Gili Dituntaskan Hari iniÂ
Upaya mengantarkan wisatawan dari Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno dituntaskan hari ini, 6 Agustus 2018. Itulah komitmen bersama, Menpar Arief Yahya, Menhub Budi Karya Sumadi dan Kabasarnas Marskal Muda TNI M Syaugi .
“Iya, betul. Pengantaran para wisatawan dari Gili ke Pulau Lombok diharapkan dapat dituntaskan hari ini. Harap bersabar ya, beberapa kapal dengan ukuran cukup besar mulai mendekat Gili,” jelas Menpar Arief Yahya.
Bagaimana dampak gempa bagi pariwisata Lombok dan Bali? Angkanya belum dapat diprediksi, karena masih fokus pada proses pengantaran wisatawan dan memastikan 3A, akses, amenitas, atraksinya beres semua.
“Namun, kalau dari pengalaman bencana erupsi Gunung Agung tahun lalu, dampaknya sekitar 1 juta wisman yang membatalkan kunjungan ke Indonesia, maka dampak bencana gempa Lombok ini diperkiran 100 ribu wisman yang akan membatalkan kunjungan ke Indonesia,” ujar Menpar Arief.
Cara menghitungnya adalah, jumlah wisman di Bali dibandingkan dengan di Lombok adalah 5 dibanding 1. Lalu durasi bencana Bali dan Lombok sekitar 2 dibanding 1.
“Jadi dampak bencana gempa Lombok sekitar 1/10 atau 10 persen dari dampak bencana erupsi Gunung Agung Bali yang jumlahnya 1 juta atau sekitar 100 ribu,” jelas Menteri Arief Yahya lagi.
Banyak juga yang menanyakan, berapa banyak wisatawan yang keluar atau diungsikan dari Lombok?
“Kita sekarang sedang fokus menjemput wisatawan di pulau Gili. Total warga dan wisatawan di Gili sekitar 1000. Yang sudah menyebrang 300,” ungkap Menpar Arief Yahya lagi.
Lalu apa langkah pemerintah untuk memulihkan pariwisata di Lombok dan Bali? Bagaimana mengembalikan kepercayaan wisatawan dunia untuk berwisata ke lombok?
Bencana bisa terjadi dimana-mana di seluruh dunia. Ada bencana alam, ada juga karena kerusuhan, termasuk juga terorisme. “Yang terpenting, bagaimana kita memberikan pelayanan terkait dengan bencana tersebut,” kata Menpar yang ahli marketing itu.
Ada 3 hal yang harus dilakukan. Pertama, memberikan pelayanan informasi terkini terus menerus, agar tidak ada kepanikan, terutama informasi resmi.
Kedua, memberikan pelayanan kepada wisatawan, terutama terkait dengan akses tranforportasi dan akomodasi. Dan ketiga terkait pemulihan destinasi pariwisata setelah bencana telah usai, terkait dengan atraksi, akses dan akomodasi.
Jika berkaca pada pengalaman waktu Gempa Lombok, Minggu 29 Juli yang lalu, ketiga hal itu dikerjakan dengan baik oleh Pemprov NTB, Poltekpar Lombok, industri pariwisata Lombok dan Kemenpar. “Hasilnya, para wisatawan, terutama dari Malaysia dan Thailand, bahkan menjadi lebih mencintai Lombok,” ungkap Arief Yahya.
Filosofinya adalah, berikan jauh lebih tinggi dari ekspektasi orang. Ketika kita membantu orang yang sedang sangat membutuhkan bantuan, dan di atas ekspektasi mereka, maka mereka tidak akan melupakan kita seumur hidup. (*)