Menpar Menilai Media Value Asian Games 2018 Sangat Penting
Pelaksanaan Asian Games 2018 sangat penting artinya bagi Indonesia. Pesta olahraga terbesar di Asia ini, juga memiliki dampak ekonomi yang besar. Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah media value. Karena, setidaknya Asian Games akan disiarkan ke 45 negara peserta dan negara-negara lain di luar Asia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam Forum Merdeka Barat 9: Menghitung Dampak Ekonomi Asian Games 2018. Kegiatan ini digelar usai Parade Asian Games 2018.
Selain Menteri Pariwisata, Forum Merdeka Barat 9 juga dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno, dan Ketua Inasgoc Erick Thohir, serta Menkominfo Rudiantara sebagai host.
Dalam kesempatan itu, Menteri Arief Yahya menilai Direct Impact Asian Games itu penting, tapi yang paling penting adalah Media Valuenya. Oleh sebab itu, selama ini Kemenpar selalu mengeluarkan biaya media yang lebih tinggi daripada biaya event.
“Dukungan Kementerian Pariwisata dalam Sport Activity atau Sport Tourism, contohnya adalah pelaksanaan MotoGP. Kemenpar mendukung karena direct impact-nya besar. Akan tetapi, yang lebih tinggi dari itu, adalah media valuenya. Karena, MotoGP disiarkan ke-200 negara,” paparnya.
Dijelaskan Menteri Arief, Sport Tourism Event tidak bisa berdiri sendiri. “Revenue event olah raga terdiri dari beberapa hal. Seperti 60% dari TV broadcasting, 30% souvenir atau merchandising, 10% tiket sales,” katanya.
Maka dari itu, Menteri Pariwisata mendorong agar anggaran untuk promosi Asian Games ditingkatkan. Karena, target wisatawan di Asian Games sangat jelas. “Target Wisman untuk Asian Games 2018 terdiri dari atlet 10.000, ofisial 5.000, media 5.000, penonton 150.000,” terangnya.
Selain itu, penerimaan devisa diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 3 Triliun. Dengan perhitungan Devisa Penonton 150.000 x US$ 1.200 atau sebesar US$ 180.000.000. Devisa Ofisial 20.000 x US$ 2.500 menjadi US$ 50.000.000. Dari kedua sumber itu, totalnya US$ 230.000.000. atau sekitar Rp 3 triliun.
Sedangkan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menjabarkan cara menghitung dampak Asian Games. Menurutnya, penghitungan dapat dibagi menjadi tiga.
Dimulai dari Tahap Persiapan, yaitu peningkatan investasi infrastruktur. “Kemudian Tahap Pelaksanaan, yaitu banyaknya atlet, ofisial dan wisatawan, dan spending mereka selama di Indonesia. Dan Tahap Pasca, yaitu meningkatkan citra indonesia di mata wisatawan, serta venue olah raga tetap aktif dimanfaatkan oleh masyarakat, tidak boleh jadi bangunan mangkrak,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wagub Jakarta Sandiaga Uno menyatakan Jakarta siap menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
“Yang paling penting bagi warga Jakarta dari Asian Games, adalah penciptaan lapangan kerja. Karena, 20.000 UKM akan dilibatkan dalam Asian Games,” katanya.
Sandiaga Uno juga mengungkan, setelah Asian Games berlangsung, venue olah raga tidak akan dibiarkan mangkrak, melainkan akan dikelola oleh swasta melalui mekanisme Public Private Partnership (PPP), misalnya dijadikan venue international events, velodrome yang untuk balap sepeda bisa dijadikan untuk arena badminton, arena olah raga untuk gedung nikah, dan lainnya. (*)