Menolak Gelar Habib, Ini Alasan Prof Quraish Shihab
Prof Muhammad Quraish Shihab, akademisi, mufasir, dan menteri agama era Presiden Soeharto itu sesungguhnya mempunyai semua persyaratan untuk menjadi seorang habib. Demikian pula Alwi Shihab, adiknya.
Prof M Quraish Shihab merupakan cucu dari Habib Ali bin Abdurrahman, habib asli asal Hadhramaut, Yaman.
Tak hanya dari segi silsilah, Prof Quraish Shihab juga teruji secara keilmuan. Ia dihormati berbagai kalangan karena kemampuan akademik dan agama yang jempolan.
Namun, Prof Quraish Shihab menolak menggunakan gelar habib. Kenapa?
Dalam buku biografinya, Cahaya, Cinta, dan Canda, M Quraish Shihab mengatakan bahwa ia keberatan menyandang gelar tersebut karena pengertian dan kesan tentang habib di Indonesia telah berkembang jauh.
Prof Quraish Shihab sadar ada pergeseran persepsi terkait habib di Indonesia. Di Indonesia, habib berkembang menjadi sebuah kesan. Yakni, kesan menjadi orang yang berilmu wahid dan dekat dengan Rasul.
Prof Quraish Shihab juga mengkhawatirkan adanya kemungkinan asosiasi Rasul dengan dirinya. Singkatnya, gelar habib di Indonesia menurut Quraish terkesan “mengandung unsur pujian.” Maka, ia berkukuh menolak memakai gelar habib, meski berhak.
Prof Quraish Shihab berpandangan, mereka yang pantas memanggul gelar habib, selain karena faktor keilmuan dan silsilah, harus pula dilihat akhlaknya.
“Saya merasa, saya butuh untuk dicintai, saya ingin mencintai. Tapi rasanya saya belum wajar untuk jadi teladan. Karena itu saya tidak, belum ingin dipanggil Habib,” ujar Prof Quraish Shihab halus.