Menlu Retno Walk Out dari Forum DK PBB saat Israel Bicara
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memilih walk out saat utusan Israel menyampaikan pendapat, di Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB, Selasa 23 Januari 2024, waktu setempat. Debat itu menjadi kali ketiga, dengan agenda konflik Israel-Palestina, sejak 7 Oktober 2023.
Dilansir dari VOA, Menlu Retno terlihat keluar dari ruangan debat, ketika Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan sedang berbicara. Sikap walkoutnya jadi pernyataan keras menolak sikap Israel, yang menegaskan menolak opsi solusi dua negara, bagi Israel dan Palestina.
"Tanggal 18 Januari 2024 lalu, PM Netanyahu menyatakan secara terbuka, Israel tidak akan mengizinkan negara Palestina untuk berdiri," kata Retno. Ia menyebut pernyataan Netanyahu sangat berbahaya dan tidak dapat diterima, sebab menegaskan keinginan Israel ingin menghilangkan Palestina dari peta dunia.
Tuntutan Indonesia
Di forum yang sama, Retno menegaskan tiga tuntutan Indonesia atas serangan brutal Israel di Gaza. Antara lain gencatan senjata segera dan permanen di Gaza.
Indonesia juga menuntut agar Palestina segera diterima sebagai anggota penuh PBB. Serta menuntut penghentian suplai senjata ke Israel.
Kepada DK PBB, Retno juga menyampaikan kritik terkait sikap DK PBB atas semua resolusi yang telah diadopsi, pada masalah Palestina. Kritik itu disampaikan lewat pertanyaan retorik, tentang berapa jumlah resolusi terkait Palestina yang telah diadopsi, dan berapa banyak yang telah dilaksanakan. "Ke mana Palestina harus mengadu, jika DK PBB gagal menjalankan resolusi yang dibuatnya sendiri, selama berpuluh-puluh tahun," katanya.
Pernyataan Sekjen PBB
Sikap Indonesia tentang solusi dua negara juga mendapat dukungan dari Sekjen PBB, Antonio Guterres. Ia menyebut penolakan Israel atas negara Palestina yang berdaulat, tidak dapat diterima. "Pendudukan Israel harus berakhir," katanya.
Sedangkan Menlu Otoritas Palestina Riyad Al Maliki mengapresiasi sikap Indonesia yang konsisten dan lantang menyuarakan dukungan atas Palestina. "Pernyataan dan tindakan dari Indonesia, mencerminkan persahabatan, solidaritas dan dukungan untuk Palestina," katanya.
Terkait sikap Israel menolak solusi dua negara, Malik menyebut jika pernyataan itu bukan yang pertama muncul dari Israel. "Dunia harus mulai mempertimbangkan menjatuhkan sanksi pada individu yang membenci perdamaian," imbuhnya.