Menlu: Palestina ada di Jantung Politik LN Indonesia
New York: Misi delegasi Indonesia dalam sidang tahunan Majelis Umum PBB, seperti tahun-tahun sebelumnya, memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. Indonesia pun menghadiri pertemuan negara-negara non-blok mengenai Palestina. Karena dikatakan Menlu Retno Marsudi, “Palestina ada di jantung politik luar negeri Indonesia”.
Sidang tahunan ke-72 Majelis Umum PBB sedang berlangsung di kota New York. Delegasi Indonesia gencar melakukan upaya-upaya diplomasi terkait perdamaian, keamanan dan kemanusiaan yang merupakan sasaran-sasaran pembangunan berkesinambungan PBB.
Diplomasi Indonesia tahun ini yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla dan Menlu Retno Marsudi, selain membahas soal Palestina, tak ketinggalan juga masalah pembasmian etnis Rohingya di Myanmar.
Pada kesempatan itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima penghargaan Agen Perubahan untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari badan urusan perempuan PBB, UN Women di Markas PBB, New York, AS, Rabu (20/9/2017) waktu setempat.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Asisten Sekjen PBB yang juga selaku Deputi Direktur Eksekutif UN Women Lakhsmi Puri pada acara jamuan makan siang yang dihadiri oleh pemimpin dan tokoh perempuan dunia di sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB, New York.
"Puji syukur Alhamdulillah apa yang dilakukan oleh Indonesia selama ini di bidang diplomasi kemanusiaan dan perdamaian dilihat oleh dunia," kata Menlu Retno Marsudi, dikutip ngopibareng.id, Kamis (21/09/2017) dari VOA.
Salah satu dari 17 sasaran Agenda Pembangunan Berkesinambungan PBB menjelang 2030 adalah tercapainya masyarakat yang inklusif dan memastikan hidup yang bermartabat.
Indonesia sebagai salah satu anggota negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) memastikan tujuan tersebut dengan menyuarakan keprihatinan dan dukungan bagi warga Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar .
Wakil Presiden Jusuf Kalla telah mengadakan pertemuan tingkat tinggi, Selasa sore 19 September 2017 dengan para pemimpin Turki, Bangladesh, Pakistan dan Iran serta menteri-menteri luar negeri anggota OKI lainnya. Sebagaimana dikatakan Menlu Retno Marsudi, ini menunjukkan kesungguhan Indonesia.
“Hal ini sekali lagi menunjukkan kepedulian Indonesia, concern Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Rakhine yang dampaknya juga harus ditanggung oleh Bangladesh, dan kita menyampaikan krisis ini harus segera diselesaikan,” kata Retno Marsudi.
Ikhtiar ini pun menjadi agenda utama badan kemanusiaan PBB (UNHCR) yang sebelumnya dipimpin oleh Sekjen PBB Antonio Guterres. Meski demikian perhatian negara besar dunia termasuk Amerika belum sepenuhnya tercurah pada masalah ini. Pidato pertama Presiden Donald Trump pada Sidang Umum PBB bahkan hampir mengabaikan isu ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika mengomentari pidato Presiden Amerika membela sikap PresidenTrump.
“Jika ada konflik, daerah sekitarnya yang harus menyelesaikannya dan itu peran Indonesia, kita turut bertanggung jawab pada keamanan regional,” kata Wapres Jusuf Kalla.
Di tingkat menteri, hingga Selasa malam (19/9) Menteri Luar Negeri Retno Marsudi merampungkan 10 pertemuan termasuk dengan Malawi, Makedonia, Kanada, Republik Demokratik Kongo sampai China. Pertemuan ini juga menjadi salah satu cara untuk meyakinkan negara-negara lain akan kesungguhan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB periode 2019-2020.
“Untuk bilateral fokusnya tetap dalam rangka memperoleh dukungan untuk Dewan Keamanan PBB,” lanjut Menlu Retno Marsudi.
Dalam laporan VOA disebutkan, Indonesia telah meraih dukungan lebih dari 100 negara dari sekitar 129 negara/suara yang dibutuhkan untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB.
Penghargaan dari PBB
Terkait penerimaan penghargaan Agen Perubahan untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari badan urusan perempuan PBB, UN Women di Markas PBB, New York, Retno Marsudi berbicara dengan meyakinkna. Di depan para tokoh perempuan dunia, Retno menyampaikan perempuan memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menjadi bagian dari solusi tantangan-tantangan dunia.
Menurut Retno, perempuan dianugerahi kelebihan oleh Tuhan yaitu naluri keibuan sehingga lebih mengutamakan penggunaan dialog daripada ancaman atau penggunaan kekerasan sehingga dialog bisa menjembatani perbedaan dan bisa mencegah peperangan untuk menciptakan dunia yang lebih damai.
"Oleh karena itu saya di dalam diplomasi saya selalu mengutamakan dialog," kata Menlu dilansir Antara.
Sementara itu di sisi kebijakan dalam negeri, Pemerintah RI telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengarusutamakan kesetaraan gender, kata Menlu.
Seperti misalnya Kementerian Luar Negeri telah menerapkan kebijakan Day Care yang memungkinkan para diplomat dan pegawai perempuan untuk menitipkan anaknya sehingga mereka bisa bekerja sekaligus dekat dengan buah hatinya.
Kebijakan tersebut memudahkan para pegawai perempuan yang tinggal jauh dari tempat kerjanya sehingga mereka tidak perlu bolak-balik dari rumah ke kantor untuk mengasuh anaknya.
Sementara itu, Lakhsmi Puri ketika menyerahkan penghargaan Agen Perubahan tersebut kepada Menlu Retno mengatakan bahwa Menlu RI telah menjadi inspirasi dan panutan bagi perempuan Indonesia dan dunia.
Melalui kepemimpinan Menlu, diplomasi Indonesia telah memperjuangkan kesetaran gender di forum regional dan global, kata Lakshmi."Dia juga telah menjadi sorotan di kawasan dan global lewat diplomasi yang sangat sensitif di kawasan termasuk di dalam konteks Myanmar," kata Lakhsmi.
Penghargaan Agen Perubahan tersebut juga diserahkan kepada empat tokoh perempuan dunia yang lain yaitu Presiden Republik Chile Michele Bachelet Jeria, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Menlu dan Wakil Perdana Menteri Swedia Margot Wallstrom, dan Ketua Persatuan Perempuan Uni Emirat Arab Sheikha Fatima bint Mubarak. (adi/voa/ant)
Advertisement