Menkop Dorong Petani Bentuk Koperasi agar Jadi Kekuatan Ekonomi
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mendorong petani untuk membentuk Koperasi agar lebih berdaya saing dan meningkatkan pendapatannya. Karena selama ini petani belum pernah menjadi kekuatan ekonomi masyarakat.
Keinginan ini disampaikan dalam diskusi denganĀ masyarakat perhutanan sosial di kampus Untag 1945 Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 2 Oktober 2020. Acara itu dihadiri Rektor Untag 1945 Banyuwangi Andang Subahariyanto, Anggota DPR RI dari PDIP, Sonny T. Danaparamita dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
"Kepemilikan lahan tidak menjamin produktifitas. Oleh karena itu kami ingin mendorong petani tidak lagi bertani sendiri-sendiri. Bertani dalam skala kecil. Tapi harus dalam skala ekonomi," tegas Teten Masduki.
Menurut Teten Masduki, koperasi bisa menjadi salah satu lembaga usaha untuk para petani terutama di perhutanan sosial. Dia menyebut, koperasi yang dikelola dengan modern betul-betul bisa menjadi kekuatan ekonomi masyarakat.
"Bukan hanya mengurusi simpan pinjam, pembiayaannya, tetapi bagaimana produksinya sampai ke pengolahan tapi juga ke marketnya," bebernya.
Langkah awal, lanjut Teten Masduki, perlu diidentifikasi lebih dulu komoditinya. Karena di setiap daerah produknya berbeda-beda. Selanjutnya, akan ada pendampingan dari pemerintah daerah melalui penyuluh. Sehingga pembentukan koperasi dengan model bisnisnya sesuai dengan komoditinya.
"Tujuan ekspornya, tujuan pasarnya, pembiayaannya seperti apa, tenaga profesional yang butuhkan apa. Sekarang bukan lagi petani itu bagaimana mendapatkan lahan tapi menjadikan itu sebagai kekuatan ekonomi," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Untag 1945 Banyuwangi, Andang Subaharianto menyatakan, Untag siap membantu proses pembentukan koperasi hingga merancang aspek bisnis masyarakat perhutanan sosial melalui inkubator bisnis teknologi yang dimiliki Untag.
"Melalui inkubator bisnis ini kedepan kami ingin membantu pengembangan usaha kecil masyarakat termasuk koperasi supaya nanti memperoleh akses, pandangan baru supaya tumbuh lebih baik," jelasnya.
Menurutnya, untuk memastikan produk yang dihasilkan bagus, masyarakat butuh pandangan dan pendampingan pihak lain. Apalagi saat ini merupakan era pasar virtual. Pada posisi itulah pendampingan akan dilakukan.
"Petani tidak mungkin membuat marketplace sendiri. Maka kita harus dampingi agar punya pengetahuan untuk bisnis, berjualan melalui pasar virtual yang sudah ada. Kapasitas kami saya kira ada di situ," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Sonny T. Danaparamita menyatakan program pemerintah terkait perhutanan sosial sudah dibuka seluas-luasnya bagi masyarakat dipinggir hutan. Akan tetapi dirinya ingin memastikan program pemerintah itu juga bisa meningkatkan kesejahteraan.
"Salah satunya pendekatannya melalui Koperasi. Sebelumnya saya sudah kumpulkan mereka dan mereka siap. Kedatangan mereka sebetulnya untuk menunjukkan kesiapan untuk melakukan itu," tegasnya.
Advertisement