Menkop Berharap Kopotren Sidogiri Jadi Contoh Koperasi Syariah
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengapresiasi progres perkembangan koperasi Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Usaha Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri. Sudah selayaknya menjadi percontohan bagi koperasi syariah lain di tanah air.
Pernyataan itu disampaikan pada saat menghadiri agenda Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Syariah BMT UGT Sidogiri Tahun Buku 2019 di Hotel Horison Pasuruan, kemarin.
Menurutnya, aset koperasi syariah BMT UGT saat ini sebesar Rp2,2 Triliun. Menkop dan UKM berharap mampu menjadi holding usaha bagi koperasi lainnya.
"BMT UGT Sidogiri layak jadi role model bagi koperasi lainnya. Dan saya yakin, tantangan seperti revolusi industri 4.0 sudah siap dihadapi dengan adanya penambahan berbagai aspek tersebut. Sehingga BMT UGT Sidogiri mampu menjadi holding usaha bagi koperasi lainnya. Tidak hanya sebagai Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) saja, tetapi diharapkan mampu berkembang lebih pesat lagi," katanya.
Teten juga berharap BMT UGT Sidogiri mampu memberantas praktek koperasi berkedok rentenir yang masih menjadi momok masyarakat.
"Kami akan lebih tegas terhadap praktek rentenir dan koperasi yang berkedok seperti itu hanya untuk memperoleh aliran dana dari pemerintah, karena sudah berapa banyak masyarakat yang terlilit jeratan lintah darat tersebut. Karena itu, kami akan menertibkan. Tentunya dengan koordinasi dengan berbagai pihak," katanya.
Sementara, Wakil Bupati Pasuruan, Mujib Imron menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran pengurus dan anggota BMT UGT Sidogiri atas prestasi dan sumbangsihnya dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Pasuruan.
Sekaligus berharap dukungan dari Kementerian Koperasi dan UKM tidak hanya untuk Koperasi Syariah BMT UGT Sidogiri saja, namun seluruh koperasi di Kabupaten Pasuruan.
"Di sini kami tidak akan memberikan pengarahan, karena justru dengan adanya BMT UGT Sidogiri ini, nama Pasuruan bisa terangkat dan dikenal di seluruh Indonesia. Peran UKM terhadap pertumbuhan ekonomi sampai 61 persen. Kami berharap, peran dan dukungan dari Bapak Menteri Koperasi dan UKM, terutama terkait pemberdayaan dan peningkatan kualitas koperasi di Kabupaten Pasuruan," katanya.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Koperasi Syariah BMT UGT Sidogiri Indonesia, Abdul Majid Umar menyampaikan beberapa pencapaian di tahun 2019 dan rencana pengembangan kedepannya. Diantaranya akan dilakukan dengan pendampingan usaha dan klinik konsultasi.
"Aset dari BMT UGT Sidogiri per Desember 2019 sebesar Rp2,2 triliyun dengan jumlah anggota luar biasa sebanyak 800 ribu orang yang tersebar 10 provinsi dengan 221 cabang pembantu. Ke depannya kita akan meningkatkan keterlibatan anggota melalui program pemberdayaan. Diantaranya lewat klinik konsultasi dan pendampingan usaha juga melibatkan anggota dalam program Rumah BMT (Rekanan Usaha Mikro Syariah)," katanya.
Menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, BMT UGT Sidogiri menyiapkan berbagai upaya, termasuk menambahkan 2 (dua) komite yaitu Komite normalisasi aset dan komite TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
"Untuk para pengusaha dan investor nasional, kami sangat terbuka dan siap untuk mengawal serta memastikan tidak ada rupiah atau dana yang bersifat pungli yang nantinya menjadi penghalang. Namun kami juga berharap agar mampu menggandeng pengusaha lokal dalam hal ini adalah UKM. Sehingga nantinya terjadi kolaborasi yang saling menguntungkan," katanya. (sumber: www.pasuruankab.g.id)