Menko PMK Muhadjir: Kurikulum Kebencanaan Ditingkatkan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, kurikulum kebencanaan yang sudah berjalan di sekolah akan lebih ditingkatkan pelaksanaannya. Kurikulum menjadi bagian yang penting dari upaya mitigasi bencana.
“Kita akan meningkatkan fungsinya. Sehingga nanti kurikulum di sekolah tidak seragam seluruh Indonesia, tetapi disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah,” katanya saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana dan Pameran Teknologi Kebencanaan tahun 2023 di JI Expo Convention Center Jakarta, Kamis 2 Maret 2023.
Turut hadir dalam Rakornas tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit, Gubernur beserta Bupati dan Walikota, Pangdam dan Kapolda, serta para mitra dan anggota BPBD seluruh Indonesia.
Muhadjir menyampaikan bahwa koordinasi dan pemetaan daerah rawan bencana menjadi prioritas penting dalam rangka penguatan resiliensi berkelanjutan dalam menghadapi bencana.
“Kami akan menindaklanjuti identifikasi daerah yang rawan dengan bencana. Setiap daerah akan punya data terpusat dan terkoordinasi dengan BNPB serta Kemenko PMK, sehingga semua kebijakan akan sinkron dan dapat disesuaikan kebutuhannya di setiap daerah,” ujar Muhadjir.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan pentingnya penanganan bencana pada tahap awal. Yaitu mencakup perlunya peringatan dini, edukasi masyarakat, tata ruang dan konstruksi di wilayah potensi bencana, pengetatan pemberian izin dan konstruksi bangunan serta pemetaan daerah rawan bencana.
“Indonesia menempati tiga teratas paling rawan bencana. Negara kita naik 81% frekuens bencana alamnya dari tahun 2010, naik dari 1.945 menjadi 3.544 bencana,” ujar Jokowi.
“Siaga dan waspada menjadi kunci, tidak hanya pasca-bencana, tetapi juga pra-bencana yang jauh lebih penting, bagaimana menyiapkan masyarakat, memberikan edukasi, memberikan pelatihan langkah-langkah antisipasi, itu harus menjadi prioritas untuk meminimalisasi korban maupun kerugian,” imbuh Jokowi. (ANO)
Advertisement