Menko Muhadjir Minta Kontribusi Inteligensia Kristen untuk Negara
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, untuk menggapai cita-cita Indonesia Maju dan unggul di tahun 2045 masih butuh kerja keras.
Muhadjir Effendy mengungkapkan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia.
Muhadjir Effendy menjelaskan, saat ini pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem dan juga penurunan stunting. Seperti diketahui bahwa pemerintah menargetkan penurunan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024 mendekati 0 persen, dan untuk penurunan stunting menjadi 14 persen.
Kemudian, untuk permasalahan lainnya seperti mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul, pemenuhan lapangan pekerjaan bagi generasi muda, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemenuhan ekonomi bagi seluruh kalangan rakyat Indonesia juga terus dilakukan.
Namun, menurut Menko PMK, upaya tersebut tidak akan bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Butuh andil dari organisasi kemasyarakatan serta buah pikiran dari para cendekiawan, salah satunya adalah kontribusi dari Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI).
Hal itu dijelaskan Muhadjir Effendy saat menyampaikan pidato kunci pada Seminar Kebangsaan dengan tema "Strategi Penyiapan SDM Unggul Inteligensia Kristen Menuju Indonesia Emas 2045, yang diselenggarakan oleh Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) dan Magister Teknologi Pendidikan Universitas Pelita Harapan (UPH), di Aula HOPE UPH Tangerang, Banten, Sabtu 7 Oktober 2023.
"Kalau bisa PIKI ikut andil dan berkontribusi bersama pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah untuk menuju Indonesia Maju dan Unggul," ujarnya.
Dalam kesempatan seminar tersebut, hadir Ketua Umum DPP PIKI Pusat Badikenita Putri Sitepu, Rektor Universitas Pelita Harapan Jonathan L Parapak, jajaran PIKI Pusat dan Provinsi Banten, serta Mahasiswa UPH baik yang hadir secara daring dan luring.
Lebih lanjut, Muhadjir Effendy juga mengingatkan akan bahayanya Revolusi Industri 4.0, perkembangan teknologi digital dan artificial inteligence (AI) di kalangan anak muda. Menurutnya, kehadirian PIKI harus bisa menciptakan batasan-batasan dalam pemanfaatan teknologi digital dengan landasan moral keagamaan.
Kemudian, Muhadjir Effendy juga meminta supaya PIKI bisa membantu pemerintah dalam mencari solusi permasalahan disparitas dan ketimpangan antara wilayah pusat dan wilayah timur Indonesia yang mana masih menjadi permasalahan yang pelik. Menurutnya, PIKI bisa berkontribusi besar di kalangan masyarakat Kristen di Indonesia Timur dan membantu melalui organisasi gereja.
Muhadjir Effendy berharap dengan keberadaan PIKI di 33 Provinsi dan 150 Kabupaten/Kota bisa berkontribusi besar dalam membantu pemerintah menelurkan pemikiran, rekomendasi kebijakan dan pengambilan keputusan, untuk menggapai cita-cita Indonesia Maju dan Unggul di tahun 2045.
"Banyak sekali agenda yang harus diselesaikan PIKI. Indonesia masih butuh kehadiran intelegensi yang punya panggilan gerejawi kristiani untuk memberikan yang terbaik bagi umat," pungkasnya.
Advertisement