Menko Muhadjir: Media Tonjolkan Pencari Ilmu, Bukan Pencitraan
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy merasa prihatin terhadap media sosial Indonesia yang berlimpah dengan informasi negatif.
“Jika dibiarkan dan tidak dibenahi, maka bayangkan bila yang masuk di anak-anak adalah hal yang negatif,” tegas Muhadjir dalam percakapan dengan kagama.co di Yogyakarta, belum lama ini.
Menurut Mendikbud pada Kabinet Jokowi jilid satu ini, semangatnya kita ingin dunia media sosial kita diisi oleh informasi yang positif. Sebab media sosial di Indonesia terlimpah informasi negatif.
Media sangat penting untuk bisa menjadi corong dan pengendali sehingga masyarakat akan belajar dan terdidik. “Media seharusnya tidak menonjolkan orang yang mencari pencitraan tetapi yang mencari ilmu dan mengkontribusikan ilmunya dalam bentuk pemikiran, penambahan wawasan sehingga masyarakat otomatis akan belajar dari ahlinya,” kata Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Selain itu, Kementerian Koordinator (Kemenko) PMK tengah menginisiasi adanya platform Ruang Keluarga sebagai upaya pengendalian media di ruang keluarga. Semangatnya supaya bisa membangun komunikasi yang baik orang tua dengan anak, orang tua dengan sekolah dan sebagainya. Muhadjir pun memberi contoh penanaman 10 juta pohon dengan semangat kolaborasi dan melibatkan semuanya.
“Kita sebagai resource linker memberikan contoh berkolaborasi dengan menghubungkan mana yang butuh dan yang tersedia tetapi tidak bisa menyalurkan. Ini bagus sekali sebagai wujud nyata penanaman gotong royong dan etos kerja serta integritas termasuk bagaimana pembangunan manusia kita kuat,” terang mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Kemenko PMK juga masih mempunyai tantangan terberat yang harus dihadapi berupa komitmen seluruh stakeholder untuk berkolaborasi. Apabila sudah komitmen pembangunan manusia dan kebudayaan maka masyarakat bisa mempunyai inovasi dan kreativitas. Komitmen semua pihak untuk mau berkolaborasi sangat diperlukan karena kolaborasi ini kadang gampang diucapkan tetapi sulit diwujudkan.
Pandemi COVID-19-19 selama lebih dari dua tahun ini pun menjadi tantangan besar karena learning loss sangat besar. “Semua yang kita rancang seolah-olah berhenti, sekarang mulai lagi dengan semangat pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. Kelihatan semua kementerian atau lembaga berusaha, kita tinggal melihat dari sisi target apakah bisa tercapai nantinya,” pungkas Menko PMK.
Advertisement