Menko Luhut: Ketaatan Masyarakat pada Prokes Menurun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut kesadaran masyarakat akan kedisiplinan dalam menaati protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 mengalami penurunan.
Temuan di lapangan itu kemudian dikhawatirkan dapat memicu gelombang ketiga Covid-19, diprediksi sejumlah ahli kesehatan dan epidemiolog terjadi pada akhir tahun, atau pasca libur Natal dan Tahun Baru (nataru).
"Dalam menyambut nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dan protokol kesehatan utamanya di tempat kerumunan," kata Luhut dalam keterangan tertulis, yang diterima Ngopibareng.id Selasa 16 November 2021.
Selain itu, pemerintah kata Luhut juga akan terus menggenjot akselerasi program vaksinasi Covid-19, terutama vaksinasi dengan target sasaran lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansianya masih di bawah 50 persen.
Luhut mewanti-wanti Indonesia agar jangan sampai mengalami kondisi lonjakan kasus Covid-19 seperti yang saat ini dialami sejumlah negara di Eropa lantaran kelalaian dalam penerapan prokes.
"Di kesempatan ini, di tengah angka peningkatan kasus di Eropa dan beberapa negara lain yang terus tinggi, saya kembali mengajak kita semuanya untuk tidak egois dan saling berbesar hati agar kita sama-sama bisa menaati kembali protokol kesehatan," kata dia.
Lebih lanjut, Luhut mengklaim, pemerintah akan terus memperkuat aktivitas pemeriksaan dan penelusuran kontak yang juga melibatkan TNI/Polri.
Ia juga memastikan pasien yang kemudian terkonfirmasi positif covid-19 dengan kondisi tempat tinggal yang tidak memungkinkan akan diisolasi ke karantina terpusat untuk mencegah penyebaran di level keluarga.
Koordinator PPKM Jawa-Bali ini juga menambahkan bahwa pemerintah berencana melarang perayaan tahun baru yang sifatnya dapat menimbulkan kerumunan masyarakat dalam jumlah besar.
Untuk itu, pemerintah menurutnya juga tengah mempersiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus akibat nataru. Kesiapan itu menurutnya menggabungkan aspek kesehatan maupun ekonomi lantaran kesuksesan menahan laju penularan Covid-19 kala nataru menentukan keberlanjutan pemulihan ekonomi selanjutnya.
"Apa yang telah kita perjuangkan bersama selama ini layak untuk terus dijaga dan tidak dilupakan hanya karena kejenuhan dan keegoisan kita semua," ujarnya.
Pengamat Sosial politik UI Rocky Gerung sebelumnya berpandangan menurunnya kedisiplinann masyarakat terhadap prokes, bisa jadi sebagai bentuk protes ulah pejabat pembuat kebijakan yang diduga memanfaatkan pandemi untuk memperkaya diri dengan berbisnis alat kesehatan.
"Tingkah laku pejaba seperti itu berakibat menurunnya kepercayaan masyarakat," tudingnya.