Menko Kesenian
Mahfud MD memang Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam). Tapi saat pulang kampung ke Jogja ia reriungan dengan para seniman.
Di Warung Bu Ageng milik Butet Kertarejasa. Acaranya setengah resmi setengah tidak. Resmi karena ia menjalankan perintah Presiden Joko Widodo kampanye tatanan baru di tengah pandemi Covid.
Juga membagikan masker untuk para seniman Jogjo. Masker kain yang sudah ada anti bakterinya. Yang baru hilang anti bakterinya setelah dicuci 20 kali. "Buatan lokal," katanya.
Tidak resmi karena acaranya di warung. Yang diundang juga para seniman khusus dari Jogja. Ada satu yang dari luar Jogja: Presiden Republik Jancuk Sujiwo Tejo.
Beragam seniman yang datang. Ada perupa seperti Nasirun, Alfi Limbak Melintang, Putu Sutawijaya, dan Theresia Sitompul. Ada dosen ISI Jogja Suwarno Wisesrotomo dan penati Didik Nini Towok.
Ada pantomimer Andi Eswe, komedian Wisben dan seniman grafis Ong Hari Wahyu. Juga hadir Agus Noor dan sejumlah seniman Jogja dari Kua Etnika.
Tak resmi juga karena acaranya dimulai dengan makan malam. Lebih ke suasana kangen-kangenan karena Mahfud memang dikenal dekat dengan mereka.
Setelah makan malam, Butet si tuan rumah memulai acara. Ia pun mengaku belum tahu acaranya malam ini. Hanya dikontak mahfud MD ingin ketemu dengan para seniman Jogja.
Menteri asal Pamekasan Madura ini pun bilang kalau ketemu seniman dalam urusan Covid. Lho, apa hubungannya dengan pandemi yang menyerang seluruh muka bumi ini?
Ceritanya begini? Dalam rapat kabinet, beberapa lalu, Presiden Jokowi menilai kampanye pkao masker kurang greget. Karena itu, ia minta seluruh kementerian ikut berkampanye.
Pandemi Covid yang membikin banyak negara resesi ini memang berbahaya. Tapi kehidupan harus tetap berjalan. Karena itu, pencegahan tetap dilakukan. Gerak ekonomi juga harus jalan.
Satu-satunya jalan ya harus membiasakan dengan kehidupan new normal. Tatanan kehidupan baru dengan protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan selalu saling jaga jarak.
Itu pesan Mahfud MD ke seniman. Ia bilang para seniman itu didengar orang. Karena itu, ia berharap mereka ikut bersama mengkampanyekan tatanan new normal itu.
Saat diminta tanggapannya, para seniman tak hanya ngomong soal pandemi. Tapi juga persoalan para seniman dalam menghadapi situasi baru. Baik yang sudah bisa menyesuaikan maupun yang belum.
Mereka melihat birokrasi pemerintahannya malah belum mampu menyesuaikan new normal. Menanganinya masih seperti biasa. Padahal new normal harus ditangani dengan new normal.
Ada yang protes karena ada menteri melihat seniman seperti mereka yang terdampak lainnya. Dengan memasukkan dalam program bantuan tunai. Mestinya membantu dengan menghargai dan membeli karyanya.
Sujiwo Tejo malah bicara lain sama sekali. Ia mengingatkan seniman untuk tidak mengundang tokoh yang diperkirakan jadi menteri. Ia contohkan pengalamannya sendiri.
"Waktu saya mantu anak, saya mengundang Pak Mahfud jadi saksi. Saat belum jadi menteri. Begitu jadi menteri, saya jadi tidak bisa mengkritik," katanya disambut tawa.
"Lah, waktu resepsi Pak Jokowi juga datang. Makanya saya jadi tidak enak mengkritiknya. Sejak itu saya tidak pernah mengkritik Pak Jokowi lewat twit saya," tambahnya.
Sujiwo Tejo lantas hanya titip pesan lewat Mahfud MD ke presiden. "Tolong sampaikan ke Pak Presiden, mbok jangan anak dan mantunya ikut Pilkada. Jadi bikin saling curiga lagi," tambahnya.
Pertemuan itu pun jadi ajang stand up komedi. Dari para seniman yang bertemu dengan Mahfud MD. Banyak harapan dan masukan ke pemerintah. Disampaikan secara sopan maupu nyelekit.
Gayeng.
Ada juga yang curhat tentang dunia pendidikan seni. Menyampaikan kalau negara sangat kurang perhatiannya terhadap perguruan tinggi seni yang hanya ada 7 di Indonesia.
"Hanya Presiden Soekarno yang pernah datang sekali ke kampus ISI Jogja. Setelah itu tidak pernah ada presiden yang mengunjungi kampus seni," kata Suwarno.
Ia pun mengungkapkan jika kampus seni juga limbung akibat pandemi ini. Ia mencontohkan baru saja menerima mahasiswa pasca sarjana dari berbagai daerah dengan daring.
"Ada mahasiswa dati Aceh yang menyampaikan hanya 30 menit terakhir mengikutinya karena listrik mati. Ada juga yang tidak penuh ikut acara karena kehabisan pulsa," tambahnya.
Mahfud tak menanggapi semua keluhan. Dia sempat menjelaskan berbagai kesulitan teknis birokrasi dalam menghadapi masa new normal ini. Termasuk soal seniman.
Ia pun berjanji akan menyampaikan pesan-pesan seniman Jogja. Baik yang ditujukan ke presiden maupun menteri lainnya.
Pertemuan pun ditutup dengan foto bersama. Lupa kalau sebelumnya menyampaikan banyak kritik. Meski dengan gaya saling bercanda.
Begitulah seniman saat diundang menteri. Mahfud pun tak hanya jadi Menko Polkam. Tapi juga Menko Kesenian.