Menkeu Sebut Sektor Pariwisata Bisa Dijadikan Penyeimbang dan Tekan Defisit
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menilai sektor pariwisata bisa jadi penawar defisit yang terjadi pada neraca perdagangan. Penguatan sektor pariwisata bisa dilakukan sebagai upaya jangka pendek guna menyeimbangkan neraca pembayaran Indonesia.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja perdagangan di Mei 2018 tercatat defisit USD1,52 miliar. Meski menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar USD1,62 milar, namun angka tersebut dipandang masih tinggi dan perlu ditekan sedemikian rupa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sektor pariwisata bisa menjadi mesin devisa yang menutup lubang di neraca pembayaran Indonesia akibat defisit yang terjadi dalam dua bulan. Ia mengimbau bagi para wisatawan dalam negeri yang selama ini sering berpergian untuk kepentingan leisure ke luar negeri agar mengubah destinasi wisata ke dalam negeri.
"Pariwisata bisa dijadikan penyeimbang. Kami juga mengimbau masyarakat Indonesia yang banyak melakukan perjalanan ke luar negeri mungkin destinasi pariwisatanya bisa di dalam negeri saja supaya ini membantu," kata Ani, sapaan akrabnya, beberapa waktu lalu.
Bahkan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir dan kedepannya siap fokus untuk membenahi sektor pariwisata. Selain pariwisata, upaya lainnya untuk menghasilkan devisa dan mempersempit ruang defisit yang disebabkan oleh tingginya impor adalah dengan mendorong ekspor.
Ani mengklaim Pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya mendorong industrialisasi di dalam negeri dengan memberikan berbagai macam insentif fiskal demi mendatangkan investasi yang berorientasi ekspor. Data BPS mencatat ekspor di Mei mengalami pertumbuhan positif sebanyak 12,47 persen dari sebelumnya tumbuh di angka 9,55 persen.
"Oleh karenanya untuk jangka menengah dan panjang pemerintah akan terus meningkatkan aturan untuk membangun kapasitas produksi dalam negeri," pungkas dia.(*)
Advertisement