Menkes: Tengah Juli Puncak Omicron, Kasus COVID Capai 18 Ribu
Kasus COVID-19 di Indonesia kembali merangkak naik. Kasus tembus ribuan dalam sepekan terakhir. Jumlah kasus baru mencapai 1.726, pada Minggu 26 Juni 2022. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi, puncak gelombang Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, akan terjadi di tengah Juli, dengan jumlah kasus mencapai belasan ribu sehari.
Gelombang Omicron
Prediksi tersebut dibuat dengan ditemukannya Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Mengikuti kondisi yang terjadi di Afrika Selatan, puncak gelombang Omicron akan terjadi di pekan kedua atau ketiga Juli, dengan kasus terbanyak mencapai 18 ribu dalam satu hari.
"Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak (di Indonesia) bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022," kata Budi, dikutip dari Antara, Senin 27 Juni 2022.
Afrika Selatan disebutnya sebagai negara asal dari kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Pola yang terjadi, kasus akan melonjak sebulan setelah varian ditemukan.
Jumlah kasus pun akan setara 30 persen dari kasus Omicron BA.1 sebelumnya. Atau sekitar 17 ribu hingga 18 ribu kasus maksimal, dan kemudian turun kembali.
Jumlah Pasien Dirawat Rendah
Namun, meski kasus mencapai belasan ribu, pihaknya memprediksi jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit akibat gejala sedang hingga berat, akan jauh lebih sedikit dibanding gelombang sebelumnya.
Pasien yang dirawat di rumah sakit diprediksi hanya sepertiga dari puncak Omicron sebelumnya. "Angka kasus kematiannya sekitar 10 persen dari puncaknya Omicron," katanya.
Penularan Terkendali
Sementara, kondisi terkini, Budi menyebut masih terkendali. Laju penularan atau reproduction rate COVID-19 di Indonesia kini mencapai 2.000 lebih kasus per hari, tapi masih berada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Positivity rate nasional juga, klaimnya, masih terkendali yakni berada pada angka 3,61 persen atau di bawah standar WHO berkisar 5 persen.
Meski, ada beberapa provinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta dan Banten yang sudah di atas 5 persen.
"Memang ada kenaikan dari 200 ke 2.000-an kasus saat ini. Tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60.000-an kasus per hari," kata Budi.
Jika mengikuti standar WHO, level 1 situasi pandemi di suatu negara muncul dengan indikator 20 kasus per pekan, per 100.000 penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar 7.800 per hari.
"Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih di level 1 PPKM. Di Indonesia saat ini, 2.000-an kasus," imbuhnya.