Menkes RI Apresiasi Inovasi Layanan Kesehatan di Banyuwangi
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi berbagai inovasi layanan kesehatan yang telah dilakukan Pemkab Banyuwangi. Beberapa inovasi yang dilakukan Banyuwangi dalam bidang layanan kesehatan antara lain inovasi penanganan stunting dan ibu hamil berisiko tinggi juga Mal Orang Sehat di Puskesmas.
Apresiasi ini disampaikan Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi Kabupaten Banyuwangi, Sabtu, 8 Juli 2023. Menkes didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandan mengunjungi layanan kesehatan dari Posandu hingga Puskesmas. Dia menyebut.inovasi-inovasi layanan kesehatan yang dikembangkan Banyuwangi cukup bagus.
“Saya sudah mendengar cukup lama soal inovasi-inovasinya, dan saya kira pas Banyuwangi menjadi destinasi inovasi layanan kesehatan,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Menkes bertemu kader Posyandu Seruni di Kelurahan Sobo, Banyuwangi. Dia juga melihat layanan Mal Orang Sehat di Puskesmas Sobo. Mal Orang Sehat menurutnya, mampu mendorong orientasi pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Sehingga warga bisa semakin menerapkan perilaku hidup sehat untuk menjaga kekuatan kesehatan tubuhnya.
“Mal Orang Sehat” adalah inovasi Banyuwangi dalam meningkatkan kesadaran menjaga hidup sehat warga. Di tiap Puskesmas, pelayanan konsultasi dibuat sama pentingnya dengan pelayanan pengobatan. Bahkan, ruang Mal Orang Sehat ditempatkan di posisi strategis di tiap Puskesmas dengan kondisi yang nyaman.
Selain mengecek Mal Orang Sehat, Menkes Budi juga berdialog dengan penjual sayur keliling yang selama ini dilibatkan dalam program distribusi makanan bagi balita stunting dan ibu hamil berisiko tinggi. Di Banyuwangi, terdapat program pengiriman makanan bergizi tiap hari untuk ibu hamil dan balita stunting untuk hampir 1.300 jiwa sasaran.
“Wah bagus sekali program ini. Ibunya tiap hari mengantar?” kata Menkes saat berdialog dengan penjual sayur.
Bupati Ipuk mengatakan, saat ini, penyebab kematian terbesar adalah penyakit tidak menular. Seperti darah tinggi, stroke, jantung, yang mayoritas semua itu berawal dari pola hidup tidak sehat. Selama ini, menurutnya, pengelolaan kesehatan masih dalam ‘paradigma sakit’.
“Akhirnya orang datang ke fasilitas layanan kesehatan hanya ketika sakit saja. Sehingga program dan anggaran banyak tertuju ke pengobatan, bukan pencegahan,” katanya.
Apabila masyarakat peduli dan rutin melakukan konsultasi kesehatan, maka bisa menekan prevalensi penyakit tidak menular yang timbul karena gaya hidup tidak sehat. Berdasarkan data kunjungan 10 Puskesmas terbaik di Banyuwangi pada 2022, lanjutnya, rata-rata total kunjungan warga sehat ke Puskesmas mencapai 58,8 persen, sedangkan warga sakit 41,2 persen.
“Artinya kesadaran warga mulai tumbuh. Mereka rutin konsultasi kesehatan tanpa harus menunggu sakit untuk datang ke Puskesmas,” jelasnya.
Mengenai program pendistribusian makanan bagi balita stunting dan ibuh hamil beresiko, Ipuk menjelaskan, program ini untuk memberi dampak ke pelaku usaha kecil. Makanan tidak dibeli dari pabrikan besar, tapi dari pedagang sayur keliling alias “mlijoan”. Bahan makanan diantar tiap hari. Ibu-ibu tidak usah membayar ke mlijoan untuk bahan makanan yang dikirimkan karena sudah dibayar Pemkab Banyuwangi.
“Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Ibu hamil berisiko tinggi dan duta stuntingnya terbantu, penjual sayur keliling pun dapat tambahan penghasilan,” ujarnya.
Advertisement