PMDSU Akan Disenergikan dengan Perguruan Tinggi di Luar Negeri
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mengatakan,
Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) akan lebih kuat jika diintegrasikan dan disinergikan dengan perguruan tinggi terbaik di dunia.
Mahasiswa bisa satu semester sebagai bagian dari penelitiannya di mitra-mitra luar negeri, kemudian menggandeng program fast track dengan PMDSU. Jadi mahasiswa S1 bisa lanjut S2, dan S3 dalam kurun waktu enam tahun sudah bisa selesai semuanya, sehingga usia 25 tahun sudah bisa berkarya dan memiliki produktivitas lebih panjang.
“Saya berharap agenda riset dari mahasiswa PMDSU lebih dari 50%. Risetnya datang dari hilir, yaitu industri, masyarakat, dan pemerintah daerah,” kata Nizam saat membuka Webinar Expo PMDSU 2020, Sabtu 19 Desember 2020.
Nizam menjelaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui para doktor dan master yang merupakan ujung tombak dari investasi negara untuk membangun ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menghilirkan hasil-hasil penelitian tersebut untuk menggerakkan industri.
“Dalam membangun riset, membutuhkan biaya infrastruktur. Oleh karena itu, sinergi antara lembaga-lembaga penelitian dengan perguruan tinggi perlu untuk dilakukan,” kata Nizam.
Sehingga talenta-talenta yang ada di Tanah Air bisa memanfaatkan resources yang ada di lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan antar laboratorium. Kemudian tidak ada pilihan lain selain sharing untuk bersama-sama memanfaatkan sumber daya yang kita miliki.
Nizam pun mencontohkan Singapura yang memiliki fasilitas riset sangat luar biasa, sehingga perguruan tingginya dengan mudah masuk ke-10 perguruan tinggi terbaik dunia.
Untuk itu, Nizam menilai Indonesia harus bisa bersinergi dengan Singapura secara lebih intens. Sebab sudah ada respons positif dari lembaga-lembaga riset di Singapura untuk melakukan kolaborasi. Inilah saatnya Indonesia berkolaborasi lebih dekat dengan Singapura.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti, Sofwan Effendi menyampaikan, bahwa PMDSU merupakan salah satu program inovatif yang dikembangkan oleh Direktorat Sumber Daya Ditjen Dikti.
Program ini mempunyai empat tujuan utama, yaitu perguruan tinggi melakukan eksplorasi untuk mendidik sarjana unggul melalui pendidikan magister menuju doktor, menghasilkan lulusan doktor bermutu tinggi dengan masa studi optimal maksimal empat tahun, mempercepat laju penambahan dosen bergelar doktor, serta meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi internasional.
Sejak PMDSU digulirkan tahun 2013, program ini telah diikuti sebanyak 875 orang penerima beasiswa yang terbagi dalam 5 batch. Penerima PMDSU dididik dan dibimbing oleh promotor yang bergelar guru besar dalam bidang penelitian dan pengembangan Iptek yang memiliki reputasi baik.
“Saringan bagi calon penerima promotor maupun perguruan tinggi penyelenggara PMDSU selama ini dilakukan secara ketat, oleh karena itu, sampai dengan angkatan ke-5 sebanyak 16 program pascasarjana perguruan tinggi yang menyelenggarakan PMDSU,” ujar Sofwan.
Program PMDSU sendiri telah melahirkan lulusan-lulusan yang kini menjadi dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, sebagai peneliti, dan bekerja di research and development perusahaan nasional dan internasional, banyak juga yang berwirausaha secara mandiri, serta merintis startup yang berkaitan dengan bidang riset.
“Penerima PMDSU telah tercatat melahirkan produk jasa, prototipe, hingga paten yang berpotensi dikomersialisasikan dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia,” ujar Sofwan.
Program PMDSU yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu terobosan untuk percepatan laju pendidikan doktor guna meningkatkan jumlah lulusan doktor untuk memenuhi kualifikasi pendidikan dosen minimal S2.