Menjamur, Pakar Unair Bongkar Strategi Marketing Mixue
Menjamurnya kedai es krim Mixue di Indonesia membuat heboh netizen. Mereka ramai membicarakan logo Mixue yang berbentuk boneka salju Snow King itu dengan sebutan 'malaikat pencatat ruko kosong'. Padahal, yang menarik dari fenomena ini adalah cepatnya ekspansi perusahaan asal China itu.
Mengenai hal tersebut, Dosen Strategi Pemasaran Universitas Airlangga (Unair) Prof Sri Hartini mengatakan, perusahaaan tersebut menerapkan konsep strategi yang tepat yakni, empat tools marketing dengan baik.
Prof Hartini menuturkan, ada empat tools yang paling banyak digunakan oleh perusahaan dalam marketing strategy, yaitu price, product, place, dan promotion. Dalam hal ini, Mixue berhasil menerapkannya.
Pertama price, menurut Hartini kekuatan Mixue terletak pada harganya yang relatif murah. Dalam teori marketing strategy, hal itu disebut dengan penetration pricing.
"Harga yang relatif murah sengaja dilakukan untuk merebut pasar es krim sejenis. Kita tidak tahu ke depannya kalau penetration pricing itu memang menawarkan harga yang paling murah atau nanti ketika kompetitor lain sudah tidak ada, pelan-pelan menaikkan harga,” jelasnya, Sabtu, 7 Januari 2023.
Selain penetration price, ia menyebutkan bahwa harga jual Mixue juga dipengaruhi karena perusahaan tersebut memiliki banyak cabang sehingga perusahaan tersebut memerlukan banyak kebutuhan untuk produksi.
Hal tersebut membuat Mixue mencapai skala ekonomis sehingga laku keras dan biaya produksi menjadi lebih rendah.
Misalnya, untuk pembelian kemasan, bila dibeli dalam jumlah besar tentu akan mendapatkan harga lebih murah.
"Kekuatan utamanya itu pricing murah, low cost, dan sistem franchise sehingga semua diurusi oleh masing-masing cabang," ucap Hartini.
Kedua product, menurutnya produk Mixue juga memiliki rasa yang tidak kalah dari produk-produk pesaing lainnya. Meski dijual dengan harga yang murah, produk tersebut justru berhasil membuat produk yang bagus dan mampu bersaing di pasaran.
Ketiga place, distribusi perusahaan Mixue berhasil mengandalkan kekuatan relationship atau kemitraan yang banyak sehingga tidak membutuhkan tempat yang mahal dan bagus, melainkan tempat yang ramai dan strategis sehingga hal itulah yang membuat ekspansi Mixue makin masif.
Terakhir mengenai promotion, Mixue menggunakan media social marketing seperti Instagram, Tiktok, dan sebagainya sehingga produknya mudah dikenal banyak orang dan viral.
Terakhir ia menambahkan, eksistensi Mixue tentu akan berdampak terhadap gerai-gerai es krim dan minuman lainnya yang sudah ada di Indonesia, meski setiap produk memiliki target pasar yang berbeda.
Namun, jika pasar-pasar tersebut tidak dijaga, maka kemungkinan akan beralih ke satu produk saja.
“Terlebih kondisi saat ini semuanya serba viral dan krisis moneter sehingga semua orang memiliki sensitivitas harga yang tinggi. Jadi, perusahaan lokal harus berbenah, harus meng-create produk baru dan terus berinovasi,” tandasnya.