Nikmatnya Sahur dengan Rawon Setan Surabaya
Dinihari, di depan rumah tepatnya wilayah Simorejo, Surabaya benar-benar bising oleh dentuman suara drum yang ditabuh anak-anak. Mereka membangunkan tidur saya yang baru 2 jam memejamkan mata.
Ya, mereka sengaja membangunkan warga untuk segera makan sahur. Saya, sebagai muslim tentu juga akan bersiap untuk mencari sesuap nasi demi menjalani puasa Ramadhan.
Di jalan, pikiran ini berspekulasi tentang makanan apa yang pantas untuk memanjakan perut. Saking lamanya, hingga kendaraan saya menuju sebuah warung nasi di jalan Embong Malang.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menghentikan laju kendaraan yang saya naiki di sebuah warung atau depot Rawon Setan dengan plakatnya yang bertuliskan tidak ada cabang. Tanpa basa basi saya masuk dan langsung memesan satu porsi rawon.
Aroma kluwak benar-benar menjadi sambutan ramah di hidung. Tak lama, satu piring rawon dan nasi sertai satu lembar krupuk udang yang berukuran cukup besar tiba di meja tempat saya duduk.
Sajiannya begitu menggoda lidah untuk segera menyantapnya. Begitu pula potongan-potongan daging yang membuat selera makan saya meningkat.
Rawon setan disajikan dengan berbagai topping yang sangat menggugah selera dan potongan daging sapi yang berukuran besar serta dengan taburan bawang goreng yang mempercantik tampilan dan tentu rasa yang semakin nikmat.
Dagingnya berasa empuk ketika digigit dan kuahnya yang hitam legam berasa gurih yang sanggup menambah selera makan. Juga disediakan lauk tambahan seperti tahu goreng, tempe goreng, telur rebus, telur asin, telur pindang, perkedel, empal daging dan daging sapi tambahan.
Jika kamu pecinta pedas tidak ada salahnya menambahkan sambal kedalam rawon agar rasa semakin nikmat. Rawon juga paling enak disajikan bersama telur asin dan perkedel ditambah sepiring nasi putih hangat. Pemesanan nasi bisa juga terpisah jika kamu hanya ingin memesan rawon tanpa nasi.
Satu porsi nasi bercampur rawon pesanan saya ini cukup untuk suplai karbohidrat sehari. Merahnya sambal seperti menceritakan betapa tuanya depot ini.
Pedasnya sambal yang begitu nendang membuat keringat kekenyangan keluar dari dahi saya. Di padu gurihnya kerupuk udang yang begitu crunchy saat digigit. Rasanya rawon ini benar-benar memikat pesona kuliner saya. Sesekali saya mengusap keringat di dahi sambil menengguk teh hangat.
Rawon setan ini harganya juga sangat terjangkau. Satu porsi cuma Rp27 ribu. Itu belum termasuk dengan teh hangat. Memang, harga itu setimpal dengan rasa rawon yang menurut saya memang tiada dua seperti plakat rawon yang bertuliskan tegas ‘tidak buka cabang’.
Menurut Mas Rofiq, salah satu pelayan mengatakan, restoran ini berdiri sejak tahun 1953. Diawali dari Mbah Musiati yang berjualan mulai pukul 02.00 WIB dinihari hingga shubuh. Para pelanggan yang rata-rata merupakan pekerja malam akhirnya menamai warung rawon Mbah Musiati ini sebagai rawon setan.
Pada tahun 2004 Mbah Musiati memilih Jalan Embong Malang No 78/I sebagai tempat untuk melanjutkan dinasti rawonnya. Namun tak berselang lama Mbah Musiati akhirnya mewariskan usahanya kepada cucu dan menantu.
Namun karena beberapa hal yang tak sejalan akhirnya rawon ini diteruskan oleh anaknya yang bernama Juwariah dan Lusi. Hingga kini Depot Rawon Setan yang asli berdiri kokoh di depan hotel bintang lima di kawasan Embong Malang.
Namun para pelanggan kini tak harus menjadi setan di malam hari untuk menikmatinya. Karena depot berukuran 10x12 meter ini siap melayani pelanggan 24 jam.
Karena jam imsak yang semakin mepet akhirnya saya memakan rawon ini bak orang kesetanan. Hanya dalam tempo 7 menit satu porsi nasi dan rawon hilang seperti makhluk halus masuk ke dalam perut yang membuncit ini. (faq)