Menjaga Kerahmatan Islam, Ini Komitmen ‘Aisyiyah
Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Aisyah menerangkan, hadirnya Islam merupakan kerahmatan bagi seluruh alam. Meresapi pesan kerahmatan tersebut, ‘Aisyiyah mulai dari pusat sampai ranting komitmen untuk menyebarkannya.
Di antara gerakan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah sebagai kepanjangan tangan dari kerahmatan Islam, ‘Aisyiyah khususnya dalam menangani kekerasan telah melakukan pendampingan bagi korban tindak kekerasan dengan program terstruktur, sistematis dan masif yang diberi nama Pos Bantuan Hukum (Posbakum).
Posbakum ini merupakan salah satu rekomendasi dari Rakernas Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) ‘Aisyiyah yang dilaksanakan pada tanggal 23 – 24 April 2016 di Yogyakarta adalah terbentuknya Pos Bantuan Hukum ‘Aisyiyah (Posbakum ‘Aisyiyah) di setiap wilayah. Bentuk bantuan yang diberikan meliputi pendampingan, konsultasi dan bantuan hukum.
Kehidupan yang Baik
“Semua ini merupakan upaya untuk mewujudkan hayatan thayyibah (kehidupan yang baik),” ungkap Siti Aisyah pada 7 Januari 2021 pada acara Indahnya Cahaya Islam yang diadakan atas kerjasama Majelis Tabligh PP ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah.
Selain bantuan hukum, ‘Aisyiyah dalam komitmennya menjadi kepanjangan tangan dari kerahmatan Islam juga melalui upaya pembentukan keluarga sakinah. Sebab dari keluarga sakinah akan melahirkan umat terbaik. Usaha menghilangkan kekerasan yang dilakukan ‘Aisyiyah melalui cara yang ma’ruf atau baik.
“Maka yang kekerasan itu memang harus dicegah, karena kekerasan itu adalah kemungkaran. Tapi nir-kekerasan itu sebenarnya adalah al ma’ruf, kebaikan yang nyata. Semuanya ini dilandasi dengan transendensi, yaitu tu’minuna billah (beriman kepada Allah),” ungkapnya.
Merujuk data dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI tahun 2021, mayoritas kasus kekerasan dialami oleh anak perempuan dibanding anak laki-laki. Sebanyak 34 persen atau 3 dari 10 anak laki-laki mengalami kekerasan. Sementara 41 persen atau 4 dari 10 anak perempuan mengalami satu atau lebih jenis kekerasan sepanjang hidupnya.
Sedangkan, meski ada penurunan kekerasan terhadap perempuan baik dalam bentuk kekerasan fisik maupun seksual. Menurutnya, ‘Aisyiyah tidak boleh berhenti di tengah jalan untuk terus mengawal dan mengentaskan masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan. Sebab, Rasulullah Muhammad SAW juga memberikan advokasi kepada sahabat-sahabat perempuan.
“Kalau ‘Aisyiyah itu seluruh mubalighnya, tema-tema pengajiannya itu mengangkat tentang hal-hal nir-kekerasan, insyaallah ini nanti secara bertahap akan muncul kesadaran-kesadaran baru,” ujarnya.