Menjaga Kearifan Lokal dalam Penutupan KKN 139 UNESA
Ada yang menarik dari penutupan KKN 139 di Dusun Wonosalam, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Pasalnya Andri Setiawan, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa menampilkan kesenian wayang.
Selain itu penampilan yang disuguhkan ada pula mendongeng, menyanyikan lagu Indonesia Pusaka menggunakan bahasa Mandarin, dan menyanyikan lagu Sampai Jumpa milik Endank Soekamti menggunakan SIBI (bahasa isyarat).
Cerita yang diangkat oleh Andri dalam pentas wayang ini cukup sederhana. Ia menggunakan si Kancil yang tentunya cerita ini sudah begitu dekat dengan warga Indonesia. Dengan piawai ia memainkan wayang selama satu jam.
Dalam proses pembuatannya Andri bersama dengan mahasiswa KKN 139 dan anak-anak dusun Wonosalam bergotong royong. Mulai dari membentuk karakter wayang hingga pewarnaan.
Bahan yang mereka gunakan pun sangat sederhan, hanya menggunakan kertas duplek tipis, sedotan sebagai pegangan, serta cat untuk pewarnaan wayangnya. Karakter yang mereka buat ada ular, kancil, singa, petani, raja, ratu dan sebagainya.
Andri mengungkapkan, dirinya memiliki ketertarikan terhadap wayang sejak kecil. Bila pada umumnya anak-anak bermain mobil-mobilan, berbeda dengan Andri bermain wayang sudah menjadi mainan yang umum baginya.
Baginya wayang memiliki keunikan, itulah yang menarik. Tak hanya itu, kisah-kisah yang diceritakan di pewayangan baginya menginspirasi seperti Ramayana hingga Mahabarata.
Cukup mengejutkan, ia mempelajari pewayangan secara otodidak, mulai dari melihat video (VCD), menonton langsung pentas wayang, hingga mencoba belajar pada ahlinya. Namun keinginannya untuk menekuni pewayangan tidak sedalam keinginannya untuk menekuni sastra Jawa.
"Untuk menekuni sebatas mengetahui mungkin iya, tetapi untuk memperdalam mungkin tidak, karena saya memilih untuk menekuni dunia sastra Jawa. Jadi wayang ini hanya saya buat selingan saja," terangnya.
Meski begitu keinginannya untuk mengembangkan wayang kancil cukup kuat. Menurutnya wayang kancil tidak berkembang luas, harapannya dengan mengembangkan wayang mampu menjaga kearifan lokal Nusantara.