Menjadi Dokumentasi Festival Dayung yang Beda
PARA pendayung tampak melaju di atas dayungnya. Ombak kecil membayang di belakangnya. Panggung kehormatan berdiri tegak di tepi Laguna. Umbul-umbul dari sponsor acara pun berkibar-kibar menjadi latar depan. Tapi, kok figur pendayungnya seperti sosok wayang.
Ya. Tak salah. Karena itu adalah gambar yang bisa kita amati di atas kanvas. Itulah karya Petrus A Herjaka. Perupa alumni IKIP Yogya (sekarang UNY) yang terkenal dengan ciri khasnya: figur wayang. Karya-karya lukisnya selalu memakai 'model' dunia pewayangan untuk menyampaikan pesan kepada penikmatnya. Termasuk karyanya saat melukis bareng di Laguna Pantai Depok, Bantul ini.
Herjaka yang juga anggota Kelompok Termos'85 menjadi salah satu dari 20 perupa yang ambil bagian dalam Melukis Bersama Festival Dayung 2019 di Laguna Depok, Bantul. Kedua puluh perupa tersebut anggota Paseriyo, Paguyuban Alumni Seni Rupa IKIP Yogya.
Kemeriahan Festival Dayung 2019 tidak hanya nampak pada karya Herjaka. Kemeriahan itu juga nampak pada karya Fahru Rozi yang sangat impresif. Guru seni satu sekolah di Bantul ini, kendati mengambil sudut berbeda dengan Herjaka, tetap menampakkan umbul-umbul dan panggung utama Festival Dayung 2019. Karya Heni Lanank juga lekat dengan kemeriahan acara. Dia memilih mengabadikan acara dari dekat pintu masuk Laguna yang meriah dengan umbul-umbul dan panggung.
Rombongan Paseriyo ini dikomandani Doktor Seni Rupa yang dikenal dengan karya 'Rajah', Hajar Pamadhi. Berbeda dengan Herjaka. Hajar memilih mengabadikan sudut Laguna Depok dari sisi yang lain. Hajar mengambil spot sebelah kanan panggung. Tetap menggambar Laguna dengan perahu-perahunya.
Faisal Budiharso juga memilih mengabadikan perahu yang ditambatkan di dermaga ke dalam kanvasnya. Dewantoro juga mengambil 'dokumentasi' dari sudut yang sama dengan Faisal. Dari sudut Laguna Depok yang lain, Wasis Subroto pun mengabadikan perahu-perahu 'nganggur' di tepi Laguna ke dalam pelampiasan estetiknya.
Beragam ekspresi mewujud dari 20 peserta melukis bersama. Begitulah, aksi para perupa tersebut menjadi atraksi menarik destinasi wisata yang mulai identik dengan olahraga dayung ini. Selain menjadi atraksi tersendiri yang bisa menarik wisatawan, lukisan yang dihasilkan dari aksi para perupa ini bisa menjadi dokumentasi acara yang berbeda. Yang lain daripada biasanya.
Dokumentasi kegiatan biasanya berupa foto digital, kali ini berupa goresan cat minyak dan akrilik. Dokumentasi digital harus dicetak dulu, yang ini sudah 'tercetak' di atas kanvas ukuran 70 x 90 cm.
Jika dikemas dengan lebih baik, dipromosikan jauh-jauh hari, bukan tidak mungkin lukisan-lukisan hasil aksi on the spot ini menjadi suvenir. Dibeli oleh para wisatawan yang berkunjung. Menjadi kenang-kenangan tak terlupakan. Sehingga satu poin Sapta Pesona terpenuhi dengan kegiatan ini.
Pujian atas berbagai kegiatan dalam Festival Dayung 2019 ini datang dari Bupati Bantul Suharsono. Saat menyampaikan sambutan sebelum pemberian hadiah bagi para juara Dayung, Suharsono menyampaikan apresiasi atas kreativitas panitia. Suharsono berharap event yang dapat meningkatkan kunjungan wisata seperti ini terus dikembangkan. Digarap lebih baik dan lebih menarik.
Festival Dayung 2019 ini juga menjadi ajang pembinaan atlet dayung Bantul menuju Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY. Digelar di Laguna Pantai Depok dari pukul 08.00 hingga 17.00. Selain dimeriahkan atraksi para perupa Paseriyo, juga diisi dengan Senam Sunset Laguna bersama Bantul Mantul with Minoels. Ada Music Performance dan Instagram Photo Contest. Dan tentu saja ada suguhan kuliner khas Bantul.
Berbagai atraksi seharian itu memang berakhir hingga matahari terbenam atau sunset. Karena memang destinasi di muara Kali Opak ini memiliki daya pikat menawan saat sunset. Bahkan oleh Dinas Pariwisata Bantul sudah mulai dirintis untuk menghidupkan wisata malam.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan potensi Laguna Pantai Depok sangat besar. Pihaknya pun terus berupaya menambah atraksi maupun amenitas layanan bagi wisatawan. Penataan kawasan parkir, kios kuliner, termasuk kesiapan petugas penyelamatan terus menjadi perhatian utama. (wan)
Advertisement