Tinjau Freeport, Pimpinan Legislatif Dengar Suara Tembakan
Gangguan keamanan yang kerap dilakukan oleh kelompok kriminal sparatis bersenjata (KKSB), tidak menyurutkan niat ketua MPR RI berserta rombongan meninjau tambang emas Freeport Tembagapura, Rabu 4 Maret 2020.
Dengan menggunakan kendaraan Iveco lapis baja, rombongan pimpinan MPR, DPR dan DPD RI membelah kawasan Tembagapura yang dingin dan berkabut.
Aparat keamanan melakukan pengawalan cukup ketat mengingat sehari sebelumnya di kawasan yang akan dilalui rombongan telah terjadi penyerangan dan kontak senjata oleh Kelompok Kriminal Sparatis bersenjata (KKSB) di Distrik Tembagapura. Sehingga Komandan Kodim 1710/Mimika, Letkol Inf Pio L. Nainggolan mengintruksikan kepada personil TNI di pos-pos pengaman untuk Siaga-1.
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu khawatir karena Kepala BIN, Panglima TNI, serta Kapolri yang saya kontak sehari sebelumnya telah memerintahkan jajaran satgasnya untuk all out melakukan pengamanan terhadap kunjungan Pimpinan MPR, DPR dan DPD RI selama di Papua.
Sehingga setelah berkoordinasi langsung dengan Kapolda dan Kabinda Papua serta Danramil dan Pangkogabwihan-3 yang telah mempertebal pengamanan dan memantau pergerakan kelompok KKSB pimpinan Joni Botak di wilayah Tembagapura, diputuskan untuk terus melanjutkan kegiatan kunjungan ke area pertambangan untuk melihat langsung aktivitas usaha PT Freeport.
"Awalnya pihak keamanan merekomendasikan agar kami menunda perjalanan, tetapi saya dan teman-teman pimpinan MPR sepakat untuk tetap meneruskan rencana perjalanan tersebut menuju kawasan pertambangan Freeport," kata Bamsoet dalam keterangan tetulis yang diterima Ngopibareng Kamis 5 Maret 2020.
Ia mengatakan, aparat keamanan tidak boleh kalah dan kehilangan nyali meski ada ancaman dari Kelompok Kriminal Sparatis Bersenjata (KKSB). "Kami ingin sekaligus menunjukkan bahwa MPR RI siap menyatukan kegelisahan sejumlah anak bangsa di Papua," terangnya.
Dalam kunjungan kerja ini Bamsoet didampingi para Wakil Ketua MPR RI antara lain Lestari Moerdijat, Arsul Sani dan Fadel Muhammad. Dari pimpinan DPR RI ada Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel dan dari pimpinan DPD RI ada Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin. Hadir juga Ketua Forum Komunikasi dan Aspirasi MPR RI untuk Papua/MPR FOR PAPUA Yorrys Raweyai yang menjadi inisiator kunjungan Kebangsaan MPR RI ke Papua.
Selain mereka, juga ada anggota DPR RI dan DPD RI Dapil Papua dan Papua Barat. Ada pula mendampingi Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Kabinda Papua Brigjen TNI AD Napoleon.
Menempuh perjalanan 2,5 jam menggunakan kendaraan lapis baja Iveco dari Timika ke Tembagapura. Suara tembakan terdengar sekitar pukul 09.00 pagi dari kejauhan, setidaknya tiga kali bunyi tembakan terdengar saat ia bersama rombongan sudah berada di area Freeport di Grasberg Tembagapura.
Menurut Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw suara tembakan berasal dari mile 69 dan pelakunya sedang diburu aparat keamanan gabungan TNI dan Polri. Insiden tersebut tidak membuat nyali rombongan pimpinan wakil rakyat ciut. Perjalanan tetap dilanjutkan.
Perjalanan dengan mobil Iveco hanya sampai di ketinggian 2900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Setelah itu dilanjutkan menggunakan trem atau kereta gantung yang membawa rombongan ke ketinggian 4285 mdpl ke puncak Grasberg untuk melihat sisa-sisa aktivitas penambangan dan kegiatan reklamasi yang sedang dilakukan Freeport sebagai kewajiban pasca menyelesaikan eksploitasi di Puncak Grasberg.
Bamsoet menyebutkan, pemandangan alam di Grasberg maupun selama perjalanan di area Tembagapura sangat eksotik. Ia menilai, keindahan kawasan Grasberg bisa difungsikan sebagai objek wisata jika sudah tak dipakai sebagai lahan pertambangan.
Masyarakat Indonesia maupun mancanegara pasti penasaran terhadap kondisi Grasberg yang memiliki diameter sekitar 4 km dengan kedalaman 1 km, menjadikannya sebagai ikon pertambangan terbesar dunia.
Sejak tahun 2019, aktivitas penambangan Freeport beralih dari open pit (pertambangan terbuka) ke underground mine (pertambangan bawah tanah) yang berada di ketinggian 1.760 meter di bawah permukaan tinggi Grasberg. Peralihan inilah yang menyebabkan produksi tambang Freeport menurun hingga minus 43,2 persen dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Papua pada tahun 2019 minus 15,72 persen.
Pemasukan ke kas negara melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang disetorkan Freeport juga anjlok 76 persen, dari Rp4,2 triliun pada 2018 menjadi Rp1,9 triliun pada 2019.
Dengan cadangan 1,8 miliar ton mineral atau setara dengan Rp2.500 triliun, Freeport masih bisa berproduksi hingga 2041. "Jeda waktu 21 tahun sejak 2020 ini tak boleh disia-siakan Freeport untuk membangun Indonesia melalui aktivitas usaha pertambangan," kata Bamsoet.
Setelah menunjuk Claus Wamafma, putera asli Papua pertama yang dipercaya menduduki kursi direktur, Freeport harus mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal Papua hingga mencapai 50 persen. Data PT Freeport Indonesia menunjukkan, dari 7.096 pekerja, sebanyak 2.890 atau sekitar 40,7 persen merupakan warga asli Papua.
Menurut Bamsoet, kapasitas produksi underground mine ditargetkan baru akan maksimal setelah tahun 2022. Saat ini, kapasitas produksinya ditargetkan 96 ribu ton/hari di tahun 2020, meningkat 160 ribu ton/hari di tahun 2021, kemudian 216 ribu ton/hari di tahun 2022, dan di tahun 2023 mencapai 217 ribu ton/hari. Setelah beroperasi maksimal, barulah Freeport bisa memberikan kontribusi maksimal kepada Papua dan Indonesia.
Advertisement