Meningkat, Korban Corona Meninggal di Italia Capai 366
Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Italia meningkat. Dari 133 orang bertambah menjadi 366 orang selama 24 jam terakhir. Sedangkan jumlah kasus infeksi total mencapai 7.375 orang.
Meningkatnya jumlah pasien akibat pendekatan radikal yang dilakukan sejak Minggu, 8 Maret 2020. Sedikitnya 16 juta orang di Lombardy dan 14 provinsi lain membutuhkan izin khusus bila ingin bepergian.
Perdana Menteri Guiseppe Conte juga mengumumkan penutupan sekolah, gym, museum, klub malam, dan venues lain di seluruh negeri. Larangan ini akan berlaku hingga 3 April 2020.
Jumlah ini menempatkan Italia sebagai negara kedua setelah China, dengan jumlah korban corona terbesar di dunia. Jumlah kasus infeksinya melampaui Korea Selatan dengan jumlah 7.313.
Italia tercatat sebagai negara dengan populasi lansia terbesar di dunia. Virus ini banyak menyerang kelompok lansia dan orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan lain.
Sistem kesehatan sedang berada di bawah tekanan di Lombardy, provinsi di wilayah utara dengan populasi sekitar 10 miliar orang. Pasien terlihat memenuhi koridor rumah sakit lantaran tak cukup ruang.
“Kami ingin menjamin kesehatan dari penduduk kami. Kami paham jika upaya ini membutuhkan pengorbanan, baik kecil atau besar,” kata PM Conte.
Akibat penerapan aturan baru ini, banyak warga tak bisa meninggalkan atau memasuki Lombardy, di mana Milan menjadi kota utamanya.
Pembatasan juga berlaku bagi 14 provinsi lain, yaitu Modena, Parma, Piacenza, Reggio, Emilia, Rimini, Pesaro dan Urbino, Alessandria, Asti, Novara, Verbano Cusio Ossola, Vercelli, Padua, Treviso, dan Venice.
Inggris merekomendasikan penduduknya agar lebih baik tak berkunjung ke provinsi itu. Sejumlah transportasi yang keluar dan dari wilayah itu tetepa beroperasi. Penerbangan masih mendarat di Milan, meski sejumlah jadwal dibatalkan, diterjemahkan dari BBC.