Menimbang Kelayakan Tambaksari Gelar Pertandingan Persebaya
Penampakkan dari luar stadion legendaris di Surabaya ini tampak rapi. Semua bagian tampak dicat ulang. Namun yang membedakan dengan kondisi yang dulu, adalah pagar pengaman yang dulu terpasang di depan pintu masuk utama dan di depan kantor-kantor sudah tak terpasang lagi. Tak jelas alasannya. Mungkin karena dianggap sudah tak dibutuhkan lagi. Stadion Gelora 10 November, Tambaksari sekarang memang tak lagi dipakai untuk pertandingan besar yang membutuhkan pengamanan.
Sayangnya, bentuk fisik stadion yang sudah rapi ini belum diikuti dengan penataan lingkungan sekitarnya. Pedagang kaki lima yang menjual merchandise Persebaya dan makanan membuat sesak lahan. Ada pula pedagang mainan yang masih berdiri di pinggir jalan.
Sedangkan tempat parkirnya berada di sisi samping dan taman yang berada di depan stadion. Jika area ini benar-benar dijadikan tempat parkir maka jalan raya di depan Stadion Gelora 10 November Tambaksari akan menyempit.
Masuk ke dalam stadion, tampak tidak ada banyak perubahan kecuali pengecetan ulang di beberapa titik. Untuk tribun hanya VIP saja yang sudah dipasang single seat, itupun sebagian saja. Sedangkan, tribun lainnya masih tetap seperti dulu dengan dihiasi pohon yang sudah tumbuh sejak lama.
Bench pemain juga tampak menyedihkan karena masih seperti yang dulu. Lebih-lebih lampu yang sangat minim jika digunakan untuk pertandingan malam hari.
Berkaca dari kondisi semacam itu, maka tak heran jika ada yang menyebut stadion ini tak layak untuk menggelar pertandingan Persebaya pasca Stadion Gelora Bung Tomo dipasang rumput sekitar Agustus nanti.
Pendapat ini pun dibenarkan oleh orang yang paham betul dengan kondisi Stadion Gelora 10 November, Tambaksari terkini. Dia malah mengganggap aneh keputusan Pemerintah Kota Surabaya memberi izin penggunaan stadion tersebut.
"Saya juga tak tahu kenapa kok diberi izin, karena memang stadion itu tak layak digunakan untuk pertandingan sebesar itu. OK lah, kalau sekolah sepak bola (SSB) dan sebagainya kan tidak sebesar Persebaya," ungkapnya kepada ngopibareng.
Ia menganggap, banyak fasilitas yang masih perlu dibenahi. Misalnya, tribun penonton sisi timur dan selatan yang mulai turun karena ada patahan di tengah, kemudian daya tampung suporter yang minim, serta lokasi stadion yang terletak di dekat pemukiman warga yang berdampak pada arus lalu lintas.
Tak hanya itu, ia mengatakan, lapangan juga masih sering banjir jika diterjang hujan lebat. Sehingga, nanti akan berdampak pada permainan.
"Itulah kenapa dulu itu Persebaya akhirnya tidak diperbolehkan main di Tambaksari, karena akan berdampak sosial bagi pengguna jalan, kemudian fasilitas memang sudah tidak layak," ungkapnya.
Sebelumnya, Persebaya harus melalui perjuangan panjang untuk bisa mendapat izin dari Pemkot Surabaya karena akan merenovasi Stadion Gelora Bung Tomo yang akan digunakan untuk Piala Dunia U-20 2021. Namun, akhirnya Pemkot membuka diri dan memberi izin dapat menggunakan Stadion GBT sampai bulan Juli, lepas itu Persebaya diperbolehkan main di Stadion Gelora 10 November.