Menilik Saksi Bisu Sejarah Baptisan Pertama di Indonesia di Blora
Di Blora terdapat bersejarah bagi umat Kristiani. Lokasi ini menjadi tempat pembaptisan pertama kali di Indonesia. Tempat itu adalah Sungai Pasar Sore. Berada di Desa Temengeng, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora.
Di sungai inilah awal pertama kali baptisan air secara selam diadakan di Indonesia. Dan sungai tersebut sangat bersejarah bagi gereja aliran Pentakosta. Pada tanggal 30 Maret 1923 silam, pernah diadakan baptisan air secara diselamkan.
Mereka ada yang berasal dari Cepu. Dengan naik kereta api pagi jenis lorry (kereta api kecil tanpa lokomotif), umat Kristiani menuju Sungai Pasar Sore melewati hutan jati. Maklum saat itu belum ada akses jalan.
Miryam Lumoindong, 65 tahun, anak dari pelaku sejarah Freit Salem Lumoindong, menceritakan, saat itu yang dibaptis ada 13 orang. Mereka adalah pegawai BPM (Batvia Petroleum Maatschappij) yang sekarang menjadi PPSDM Migas.
Mayoritas adalah orang Belanda. Sedangkan orang pribumi hanya tiga orang. Orang yang dibaptis di antaranya, Friet Salem Lumoindong (ayah Miryam Lumoindong) Sambo Ignatius Paulus Lumoindong (paman Miryam Lumoindong) dan Agues Kops (kakek Miryam Lumoindong keturunan Belanda).
Waktu itu yang membaptis adalah Pendeta Groesbeek dan Pendeta Thiesen hamba Tuhan dari USA. "Itu memang yang dibaptis adalah ayah saya, embah dan om saya dan mertua pak Dhe saya," ujar Miryam, Sabtu 27 Mei 2023.
Di menceritakan, peristiwa pembaptisan tersebut terjadi sebelum ada masyarakat dan masih berupa hutan belantara. Sedangkan jalan belum ada. Untuk bisa menuju lokasi pembaptisan hanya bisa dilakukan dengan lorry. Di lokasi pembaptisan terdapat prasasti yang menggunakan bahasa Belanda.
"Prasasti itu tahun 1906. Dipugar 1916. Itu nyata dan masih ada sampai sekarang. Karena tulisannya sudah kabur kami perjelas lagi. Tempat pembaptisan itu sungai dan tidak kami keramatkan. Kami hanya ingin mengenang," ungkap wanita yang tinggal di kawasan Mentul kecamatan Cepu tersebut.
Tempat Bersejarah
Selain sungai Pasar Sore, ada dua tempat yang bersejarah bagi umat Kristiani yakni rumah dinas BPM berlokasi di Nglajo, Kecamatan Cepu, berdekatan dengan Lapangan Atletik Cepu.
Rumah tersebut awalnya dipakai untuk beribadah atau kebaktian pada tanggal 3 Januari 1923. Jemaatnya ada sekitar 10 orang. Dahulu rumah dinas yang ditempati oleh George Van Gessel kepala BPM, termasuk dia juga yang dibaptis di Pasar Sore- terjadi Kebaktian. Tepatnya di dalam ruang makan Van Gessel.
Saat itu terjadi pencurahan roh kudus dan ini yang menjadi titik awal api Pentakosta terjadi di Indonesia. Van Gessel juga pendiri gereja sinode GBIS yang diresmikan di Kota Surabaya. Dari Kota Cepu itulah, kemudian menyebar sampai ke seluruh Indonesia. Jadi Kota Cepu, kota yang sangat bersejarah untuk Gereja Aliran Pentakosta.
Belum lama ini tepatnya tanggal 30 Maret 2023, di sungai Pasar Sore, diadakan acara baptisan air secara selam . "Dari hal tersebut, kami hanya ingin mengenang sejarah itu sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas iman kami," ujar Miryam Lumoindong.
Dirinya mengaku, juga tidak mengharapkan tempat tersebut dijadikan tempat sakral ritual keagamaan. "Karena hal tersebut tidak ada konsep dalam iman Kristen," Miryam menambahkan.
Untuk mengenang jasa Pendeta Groesbeek dan Pendeta Thiesen yang pada akhirnya Van Gesel menjadi pengembang gereja aliran Pentakosta. Berkaitan rencana kegiatan rohani, tidak akan mempengaruhi keimanan penganut agama lain karena itu memang bukan tujuannya.
"Kami berharap bisa menjadi ikon wisata rohani bagi umat Kristen dan mempengaruhi sosial yang positif. Pada saatnya akan ada home stay, rumah makan, mempengaruhi UMKM dengan mensuvenirn sovenir dan kuliner," kata dia.
Pihaknya pun bisa mengadakan kegiatan sosial. Sembako, pengobatan gratis. Untuk itu ke depannya dirinya berharap, kegiatan rohani ini bisa dilaksanakan secara rutin. "Dan itu akan mendatangkan jemaat Kristen seluruh Indonesia," pungkasnya.
Advertisement