Menikmati Lezatnya Sate Maranggi Bersama Wapres Ma'ruf Amin di Istana Cipanas
Cianjur daerah berhawa sejuk yang berada di Provinsi Jawa Barat memiliki kuliner khas dan melegenda. Namanya sate maranggi.
Menggunakan daging sapi yang empuk, sate maranggi Cianjur ini disajikan dengan ketan uli garang, atau tetel ketan berbentuk balok seukuran 5x10 cm. Kemudian dipanggang di atas tungku tradisional.
Perpaduan sate maranggi dengan uli garang menciptakan cita rasa yang lezat, berbeda dengan sate lainnya.
Sate maranggi khas Cianjur ini menjadi menu utama ketika Wapres KH Ma'ruf Amin beserta Ibu Hj Wury Estu Handayani mengundang beberapa wartawan dan staf Setwapres makan malam di Istana Kepresidenan Cipanas, Rabu, 16 Oktober 2024.
Mengingat agendanya makan malam, di perjalanan dari Kantor Sekretariat Wapres Jl Kebun Sirih Jakarta Pusat sampai Istana Cipanas, bahan pembicaraan berkisar kuliner.
Ada yang memperkirakan menu makan malam tersebut berupa kambing guling, nasi kebuli, ayam dan ikan bakar. Minumnya pasti sekuteng atau wedang ronde untuk penghangat tubuh dari dnginnya Cipanas.
"Menu yang anda sebutkan tadi salah semua. Istana telah menyiapkan menu khusus khas Cianjur, nanti juga ada live musik. Silakan yang mau nyanyi, lagunya bebas," celetuk seorang staf protokol wapres.
Lokasi makan malam ini berada di halaman belakang Istana Cipanas mulai pukul 19.00 WIB. "Meskipun malam ini acara santai, harus tetap berpakaian rapi, bersepatu, dan tidak boleh mengenakan pakaian berbahan jeans," pesan staf biro media Setwapres yang selalu bersama wartawan.
Memasuki halaman Istana Cipanas langsung disambut dengan aroma sate maranggi Cianjur dan uli bakar yang terbawa angin membuat lapar seketika.
"Sate yang diboyong ke Istana Cipanas ini sate maranggi Cianjur Sari Asih, kesukaan Pak Wapres dan tamu Istana," ujar seorang protokol Setwapres.
Yang disajikan kali ini dua jenis, yaitu sate maranggi tanpa lemak dan menggunakan lemak. Semua bebas memilih mau digado saja atau lengkap dengan ketan bakar sebagai pendamping khas sate maranggi.
Sate pun dihidangkan di atas baskom besar berisi sekitar 750 tusuk. Tamu bisa mengambil sepuasnya. Tapi untuk wapres berbeda cara penyajiannya.
Wapres KH Ma'ruf Amin didampingi ibu Wury terlihat menikmati beberapa tusuk sate yang disandingkan dengan uli garang. Di meja wapres juga disediakan wedang sekoteng dan ronde.
“Satenya dihabiskan ya, kalau kurang kita tambah lagi," katanya ketika menyapa wartawan dari sembilan media nasional, termasuk ngopibareng.id.
Rasa manis dan gurih dari potongan daging tebal sate maranggi, bercampur pedas dan asinnya sambal oncom tersebut terasa istimewa. Selain tebal, dagingnya tidak terasa keras, apalagi pilihan sate berlemak akan menambah gurihnya daging dan empuk saat digigit.
Satu balok ketan yang kering di luar namun lembut di dalam, membuat cita rasa khas kuliner ini semain terasa. Ketannya pun cocok untuk dicampur sambal oncom dengan paduan asin dan pedas.
Kurang dari dua jam, 750 tusuk sate maranggi Cianjur itu pun ludes. Hanya menyisakan mie rebus yang nyaris tak tersentuh.
“Rasanya sih enak, cuma yang beda dagingnya gak nanggung, besar-besar. Oncomnya juga gak manis kaya yang lain, di sini pedas asin rasanya pas,” puji seorang staf khusus wapres bidang media.
Suasana makan malam bersama Wapres Ma'ruf Amin semakin gayeng ketika dihibur dengan live musik. Bahkan ada yang berjoget tipis-tipis di depan wapres dan Ibu Hj Wury.
Wapres yang pada malam itu mengenakan sarung plekat hijau, sempat mendatangi meja wartawan sebelum masuk ke ruang utama Istana Kepresidenan Cipanas. Momen ini dimanfaatkan oleh awak media untuk foto bersama.
Langganan Istana
Pemilik kedai Sate Maranggi Sari Asih, yang akrab dipanggil Eman menceritakan, sate maranggi khas Jawa Barat terkenal memiliki tekstur yang empuk dan rasa yang manis. Beda dengan sate lainnya, bumbu sate maranggi meresap sempurna sampai ke bagian dalam daging.
Sate maranggi Cianjur juga terbilang unik, yakni sambal oncom dan ketan (uli) bakar. Lokasinya sekitar lima kilometer dari puncak Bogor, tepatnya setelah pertigaan Jalan Raya Pacet, Cipendawa, Kabupaten Cianjur, tak jauh dari Istana Kepresidenan Cipanas.
Setelah 15 tahun berjualan di kaki lama, saat ini Sate Maranggi Sari Asih telah menempati dua kavling ruko untuk menampung pelanggan setianya yang berdatangan dari Bogor, Jakarta, Bandung, Bekasi dan dari daerah lain. Untuk melayani pelanggannya ia menyiapkan 27 karyawan.
Penampilannya seperti sate maranggi pada umumnya, namun dalam satu hari bisa menghabiskan lebih dari 3.500 tusuk. Pada hari libur atau Minggu malah lebih banyak lagi. "Setiap ada jamuan makan malam di Istana Cipanas kami selalu diundang," ujar Eman.
Kalau ada yang ingin mampir kedai Maranggi Sari Asih, pesannya jangan khawatir masalah waktu, kedai Sari Asih buka 24 jam nonstop. Soal harga dikatakan, tak sampai menguras isi dompet. Sepuluh tusuk sate meranggi lemak dihargai Rp 50.000, tanpa lemak cukup Rp 40.000.
Advertisement