Menikmati Kuliner Legendaris, Soto Sawah Pak Tosim
Wisata kuliner ke Kota Malang, tak cukup hanya mencicipi Bakso atau Cwie Mie khasnya. Terletak di depan hamparan sawah, Jalan Sasando, Kepuharjo, Karangploso, Kota Malang. Itulah Soto Sawah Pak Tosim.
Soto Sawah Pak Tosim mulai ramai dikunjungi para pembeli sejak pukul 10.30 WIB. Kuliner legendaris ini mulai ada sejak 1990 yang saat ini diteruskan oleh generasi ketiga.
Proses memasak soto ini pun masih menggunakan cara tradisional. Yaitu dengan memakai tungku dan kayu bakar, untuk mempertahankan cita rasanya.
"Cara memasak seperti ini merupakan tradisi mulai dari kakek saya, sampai bapak, terus ke saya. Tidak pernah menggunakan elpiji, ya dengan kayu bakar begini. Nanti kalau apinya redup ditiup dan ditata kembali posisi kayu," terang Udin, penerus usaha Soto Kambing Pak Tosim, pada ngopibareng.id, Sabtu 26 Oktober 2019.
Meski menggunakan daging kambing, namun aroma amis dari kambing tak tercium sama sekali. Aroma semerbak dari rempah-rempah mendominasi soto kambing tersebut.
"Kami menggunakan bumbu rempah-rempah yang sama sejak mulai berdiri dan tidak mengurangi resep biar rasanya itu tetap tidak berubah. Kalau rasa itu 'kan yang menilai pembeli. Tapi, saya tidak pernah mengurangi bumbu," ujar pria yang berusia 32 tahun itu.
Satu mangkok soto kambing ini berisi sayur, kecambah, seledri, taburan koya dan tentunya irisan daging kambing.
Pembeli juga bisa memilih menggunakan nasi atau lontong. Selain itu, pembeli juga bisa memilih lauk-pauk berupa berbagai macam jeroan kambing, seperti babat hati dan paru.
"Jadi, menu di siini soto daging, soto campur nanti pembeli bisa nambah lauk pauk, berupa jeroan," ujarnya.
Untuk satu mangkok satu ini dibanderol dengan harga Rp 10 ribu. Sedangkan untuk tambahan berupa lauk-pauknya dijual dengan harga Rp 3 ribu.
"Dalam satu hari biasanya kami bisa menjual sebanyak 100 mangkok, bahkan bisa lebih," tutur Udin.
Kedai ini selalu ramai oleh pencinta kuliner. Bahkan tak jarang pekerja di sawah, yang dekat dengan lokasi soto kambing itu, juga makan siang di warung tersebut.
Penataannya pun masih sangat tradisional. Rombong yang dipikul lengkap dengan panci kuah soto dan peralatan lainya berada di sekitar.
Salah satu pembeli soto kambing, Naufal Ardiansyah, mengungkapkan telah lama berlangganan membeli di kedai tersebut.
"Sejak awal kuliah, saya sering mampir ke sini. Ramai-ramai sama teman-teman. Soto di sini selain enak. Memasaknya masih pakai kayu bakar dan tungku. Sehingga cita rasanya khas," kata mahasiswa UIN Maliki Malang 2014 tersebut.
Advertisement