Menhub Siapkan Instrumen Pencegahan Agar Pilot Tak Nyabu
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan sedang menyiapkan sebuah sistem yang akan menjadi barikade untuk mencegah terulangnya kasus pilot yang mengonsumsi narkotika, termasuk sabu.
"Tadi (Sabtu) pagi, saya ketemu Pak Buwas (Budi Waseso, Kepala BNN, red.). Akan membuat suatu format tertentu agar kalau mau menembak tikus, tidak membakar rumahnya semua," katanya, di Semarang, Sabtu malam.
Hal tersebut diungkapkannya usai "Dialog dan Pemberian Apresiasi Kepada Pelaku Transportasi Yang Turut Mendukung Angkutan Natal dan Tahun Baru", di Museum Lawang Sewu, Semarang.
Sebagaimana diwartakan, petugas gabungan dari BNNP Riau, Bea Cukai, kepolisian, dan Ditpam Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, menangkap pilot maskapai Malindo Air yang ditangkap karena membawa sabu.
Penangkapan pilot bernama Ahmad Syahman bin Shaharudin, warga negara Malaysia itu berawal dari kegiatan tes urine yang dilaksanakan petugas gabungan di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam.
Menanggapi kembali ditemukannya pilot maskapai penerbangan yang positif mengonsumsi sabu, Budi mengakui gejala pilot menggunakan sabu bukan terjadi di Indonesia saja, melainkan juga di negara-negara lain.
"Kami akan membuat satu konsep tertentu, memang pernah dilakukan di negara maju. Kami akan belajar dari negara tersebut, aplikasikan, dan lakukan satu kajian, pengamatan, dan penelitian terhadap `lifestyle` pilot," katanya.
Ia tidak menginginkan kasus pilot yang mengonsumsi sabu kembali terulang, apalagi jika ternyata nanti banyak ditemukan kasus serupa akan menjadi bumerang karena tidak melakukan langkah preventif.
Oleh karena itu, Budi menegaskan perlunya membuat semacam barikade untuk mengantisipasi terjadinya kasus pilot yang mengonsumsi sabu.
Berkaitan dengan sanksi, ia menyebutkan bagi pilot yang mengonsumsi sabu sudah jelas sanksinya, yakni dimulai dari skorsing hingga larangan terbang yang dilakukan setelah ada pembuktian yang tidak membutuhkan waktu lama.
"Saya pikir harus secara langsung melakukan satu `punishment` yang sesuai dengan kesalahannya. Apabila terbukti positif menggunakan itu, tidak ada jalan lain, kecuali dicabut sertifikatnya sebagai penerbang," katanya.
Untuk permasalahan pidana yang menjeratnya sebagai pelaku penyalahgunaan narkoba, kata dia, tetap berjalan sesuai dengan ranahnya.
"Bagi maskapai, kami akan evaluasi bagaimana mereka melakukan pembinaan. Makanya, kami akan membuat satu konsep tertentu sebagai barikade supaya kasus serupa tidak terjadi lagi," pungkas Budi. (ant)