Menhub: Pembangunan KA Bandara Surabaya Jadi Prioritas
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berencana akan membangun kereta bandara (KA) di empat kota besar tanah air. Yaitu Surabaya, Bali, Makassar, dan Kertajati di Jawa Barat.
KA bandara Surabaya oleh Menhub disebut akan menjadi prioritas. Pertimbangannya, Surabaya merupakan kota yang penduduknya banyak dan bandaranya juga besar.
Mengenai pembangunan KA bandara Bali, Mantan Dirut Angkasa Pura II ini menjelaskan bahwa KA bandara akan diintegrasikan sampai wilayah Bali Utara.
Sedangkan rencana pembangunan KA bandara di Makassar dan Kertajati juga merupakan hal yang penting. Pasalnya, pemerintah sedang melakukan reaktivasi (mengaktifkan lagi jalur kereta lama) jalur kereta dari Bandung hingga Kertajati.
Meski demikian, Budi Karya mengungkapkan bahwa pembangunan fisik KA Bandara yang pertama dilakukan adalah di Surabaya. Pembangunannya dimulai pada 2021.
"Mungkin yang cepat itu Surabaya sama Bali. Jadi mungkin kita harapkan 2021 kita sudah udah mulai konstruksi," kata Budi Karya di Jakarta, Sabtu 5 Oktober 2019.
Sementara itu untuk menggenjot jumlah prnumpang KA ke bandara Soekarno Hatta, PT Railink selaku operator kereta api (KA) bandara memberlakukan tiket promo demi menarik penumpang.
Mulai hari ini, PT Railink resmi mengoperasikan KA bandara dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Soekarno-Hatta (Soetta). Sebelumnya hanya sampai Stasiun Dukuh Atas.
Pada tahap awal, manajemen memutuskan untuk memberikan tiket gratis kepada 100 penumpang pertama dan harga tiket ditetapkan Rp 40.000 hingga akhir Oktober 2019.
Meski merestui, Budi Karya tetap mengupayakan agar pihak Railink dan PT KAI (Persero) selaku induk usaha bisa mengatur jarak tempuh headway antar kereta lebih cepat lagi.
"Saya pikir promo boleh dilakukan tapi sebenarnya yang paling efektif itu kalau kita bisa mengatur kecepatan lebih tinggi dan headway lebih pendek," kata Budi Karya.
Pengaturan kecepatan laju KA bandara yang lebih cepat, dan jarak antara kereta satu dengan yang lainnya lebih pendek mampu memberikan kenyamanan bagi penumpang.
"Karena dengan headway lebih pendek maka kesempatan orang untuk efisienkan waktu lebih bagus. Jadi kami memberikan masukan kepada Railink kepada KAI memperhatikan kecepatan dan headway, kalau lebih pendek itu akan lebih baik," jelas Budi Karya.
Ia pun berharap tingkat okupansi KA bandara Jakarta bisa melesat ke level 60% dengan adanya perpanjangan operasi dari Stasiun Manggarai.
"Ya sebenarnya kalau bicara peningkatan okupansi kita melihat lebih dari 50% kita harapkan 60%," ujarnya.
Peningkatan jumlah penumpang, dikatakan Budi Karya, karena Stasiun Manggarai merupakan titik temu (feeder) bagi masyarakat yang ingin bepergian menggunakan transportasi massal.
"Bayangkan dari Bogor, Depok berapa stasiun itu ke sini semua, dari Bekasi juga ke sini. Sehingga feeder kereta api ke kereta api ini sangat efektif. Tadi banyak beberapa orang pertama kali tahu kereta ini," tuturnya.
Advertisement