Menhan Silaturahim ke Kediaman Haedar Nashir, Ini Masalah yang Dibahas
"Para warga negara dan elit negara perlu menanamkan jiwa kenegaraan yang luhur, tinggi, benar dan baik, yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaam kita," kata Haedar Nashir.
Menteri Pertahanan Negara, Ryamizard Ryacudu, bersilaturahim ke kediaman Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Banyak hal didiskusikan kedua tokoh tersbeut.
Haedar Nashir pada sejumlah media termasuk pada ngopibareng.id, menjelaskan pertemuan yang berlangsung Minggu 29 Juli itu. Menurutnya, terdapat tiga hal pokok yang menjadi perbincangan dalam pertemuan tersebut. Pertama, mengenai pentingnya bela negara, baik bagi warga negara maupun para elit di negeri ini.
"Para warga negara dan elit negara perlu menanamkan jiwa kenegaraan yang luhur, tinggi, benar dan baik, yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaam kita," tutur Haedar.
Sehingga Haedar menilai perlu adanya pendidikan kewargaan.
"Penting pendidikan kewargaan, baik bagi para pejabat negara, kepala daerah, maupun politisi yang akan memangku amanah jabatan, perlu memperoleh pemahanam nilai-nilai kenegaraan," imbuh Haedar.
"Bangsa ini perlu membangun sistem yang berpihak pada dasar konstitusi dan juga mengatur sistem bernegara yang lebih baik lagi kedepannya," tutur Haedar Nashir.
Kedua, menurut Haedar, yakni berbicara tentang terorisme. Menhan menilai permasalahan terorisme ini terjadi disebabkan adanya doktrin yang salah, baik dalam pehaman agama maupun ideologi tertentu.
"Dengan doktrin yang salah ini orang bertindak secara tidak rasional, perlu dilakukan pendekatan yang khusus, dari segi penanganan sendiri harus dilakukan secara obyektif dan berbasis pada hukum," jelas Haedar.
Ketiga, mengenai sistem bernegara. Haedar menilai negara ini harus memiliki tatanan yang berdasar pada prinsip pancasila.
"Bangsa ini perlu membangun sistem yang berpihak pada dasar konstitusi dan juga mengatur sistem bernegara yang lebih baik lagi kedepannya," tutur Haedar.
Turut mendampingi dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini.(adi)