Menhan: Dunia Masuk Zona Bahaya Pangan Bila Salah Urus Konflik
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengajak pemimpin dunia bersatu dalam mengatasi krisis global yang tengah terjadi, termasuk dalam menyelesaikan masalah pangan. Prabowo menyebut penanganan kerawanan pangan itu meliputi segi bibit dan teknologi.
"Memecahkan kerawanan pangan, ya, soal bibit, soal teknologi. Soal ini-itu. Tetapi, yang lebih penting adalah kesatuan, kekompakan, kemampuan antar-elite nasional dan internasional untuk bekerja sama," kata Prabowo dalam sambutan di acara Global Food Security Forum di Bali, dikutip dari siaran pers Kemenhan Senin 14 November 2022
Prabowo mewanti-wanti dunia bakal memasuki wilayah dan zona waktu yang berbahaya jika tak segera menyelesaikan konflik yang ada.
"Apakah kita ingin menyelesaikan konflik atau tidak? Jika kita tidak menyelesaikan konflik, kita memasuki wilayah yang sangat berbahaya dan zona waktu yang berbahaya," tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo berharap forum tersebut dapat memberikan pemahaman mengenai ketahanan pangan dari sudut pandang Indonesia dan dunia. Dia menekankan tujuan terpenting bagi para pemimpin dunia saat ini adalah memenuhi ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan di dunia.
"Tujuan kita menyediakan pangan bagi 8 miliar orang di dunia. Namun tantangannya adalah ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan. Tantangannya adalah hanya beberapa negara yang memiliki kecukupan pasokan protein dan kalori. Itulah tantangan kita untuk bisa mencapai target nol kelaparan, yang merupakan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 2, sebuah tujuan yang harus kita cita-citakan," ujarnya.
"Hal ini adalah penting, forum ini sangat penting untuk memberi pengetahuan kepada para elite politik dan pimpinan negara untuk bekerja sama dengan pihak swasta dalam menghadapi ketahanan pangan," lanjut Prabowo.