Menhan dan Netizen Murka Usai Presiden Afghanistan Kabur
Menteri Pertahanan (Menhan) Afghanistan Jenderal Bismillah Mohammadi murka karena Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Ibu Kota Kabul. Dilansir Reuters, kepergian Ashraf Ghani itu diinformasikan oleh pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Afghanistan. Akan tetapi dia tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Kantor Kepresidenan saat dimintai keterangan mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengatakan apapun karena alasan keamanan. "Tidak bisa mengatakan apa-apa tentang gerakan Ashraf Ghani karena alasan keamanan," jelasnya
Sementara itu, media terkemuka Afghanistan, Tolo News, mengatakan Ashraf Ghani pergi ke Tajikistan. Menanggapi presidennya yang kabur, Bismillah Mohammadi menilai sikap yang dilakukan Ashraf Ghani itu menjual tanah air. Pernyataan itu ditulis Bismillah melalui akun Twitter resminya. Dia menujukan cuitan itu kepada Presiden Ashraf Ghani dan pejabat senior meninggalkan Afghanistan.
"Mereka mengikat tangan kami di belakang punggung kami dan menjual tanah air, sialan orang kaya dan gengnya," tulis Bismillah Mohammadi.
Sebelumnya, Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Abdullah mengkritik keras Ashraf Ghani karena melarikan diri dari negara itu. Dalam sebuah pernyataan video yang direkam di Kabul, Abdullah mengatakan Ashraf Ghani meninggalkan rakyatnya dalam situasi buruk
"Fakta bahwa mantan presiden Afghanistan meninggalkan negara itu dan menempatkan rakyat dan negara dalam situasi yang sedemikian buruk, Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya dan rakyat Afghanistan juga akan menghakiminya," kata Abdullah.
Senada dengan para pejabat tersebut, netizen Afghanistan juga mengecam sikap Ashraf Ghani yang kabur ke luar negeri melalui media sosial dan menyebutnya sebagai pengecut.
Saat ini, gerilyawan Taliban dilaporkan menguasai sebelas distrik di Kabul. Mereka juga menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan tanpa perlawanan. Menurut Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, anggota milisi bisa memasuki Kabul karena seluruh polisi dan tentara sudah kabur dan meninggalkan markas mereka.
Saat ini utusan pemerintah Afghanistan dilaporkan tengah berunding dengan perwakilan Taliban di Qatar. Akan tetapi, Taliban dilaporkan minta pengalihan kekuasaan dari pemerintah secara menyeluruh dan menolak gagasan pemerintahan transisi.
Taliban dalam satu bulan terakhir bisa merebut sejumlah kota dan provinsi dari tangan pemerintah Afghanistan melalui serangan kilat. Hal itu mereka lakukan setelah Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menarik pasukan mereka dari negara itu.
Di sisi lain, sejumlah negara tengah berupaya mengevakuasi penduduk mereka dari Kabul melalui bandara setempat. Seperti diketahui, Ashraf Ghani merupakan mantan ekonom dan akademisi, yang menjabat sebagai Presiden Afghanistan sejak 2014. Dia terpilih kembali pada September 2019, karena proses yang berlarut-larut tidak dilantik hingga Maret 2020.