Mengunjungi Kampung Pal Pakis, Kampung di Pedalaman Banyuwangi
Posisi matahari sudah mulai tinggi beberapa puluh derajat dari ufuk timur. Namun cahayanya tidak terlalu terik menyentuh kulit. Hawa dingin, sejuk dan segar Kampung Pal Pakis lebih dominan menyelimuti tubuh. Kualitas oksigen di tempat ini dijamin kemurniannya. Karena berada di tengah pepohonan yang masih rimbun dan berada jauh dari perkotaan.
Kampung Pal Pakis merupakan sebuah kampung terpencil yang berada pinggiran hutan di kaki Gunung Ijen. Di sisi timur, Kampung ini adalah kawasan kebun kopi milik perusahaan perkebunan swasta Kalibendo. Sedangkan pada sisi selatan barat dan utara adalah hutan karet milik Perhutani.
“Ini tanah milik Perhutani tapi sudah ada MoU dengan warga,” jelas Ketua RT Kampung Pal Pakis, Surahman, 45 tahun.
Secara administrasi, Kampung Pal Pakis masuk dalam wilayah Dusun Bulupayung, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Warga Kampung ini seluruhnya bekerja sebagai petani atau penegal.
Sebagian warga bekerja di kebun kopi milik perusahaan perkebunan swasta, Kalibendo. Perkebunan ini berada di bagian timur Kampung Pal Pakis. Sebagian lagi memilih bekerja menjadi penyadap getah pinus milik Perhutani.
“Di sini total ada 36 Kepala Keluarga, jumlah penduduknya kurang lebih 80 jiwa,” ungkap Surahman.
Meski secara administrasi masuk wilayah Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, namun untuk menuju Kampung Pal Pakis lebih dekat dijangkau dari Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah. Dari Kantor Desa Kampunganyar, menyusuri jalan beraspal kurang lebih satu kilometer hingga sampai di kompleks kantor perkebunan Kalibendo.
Dari tempat ini, perjalanan menuju Kampung Pal Pakis membutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan. Melewati jalanan perkebunan yang penuh bebatuan. Kadang harus melalui tanjakan, turunan, hingga tikungan. Agar perjalanan lancar, sebaiknya menggunakan kendaraan offroad four wheel atau kendaraan dobel gardan.
Jangan khawatir, semua lelah yang dirasakan akan tergantikan dengan keindahan alam perkebunan yang tersajikan di sepanjang perjalanan. Rimbunnya hutan karet, hamparan pohon kopi dan rerumputan yang menghijau mampu me-refresh tubuh. Belum lagi suara burung-burung yang sesekali memecah kesunyian di antara semilir angin yang sejuk.
Nurahman menambahkan, selain rute melewati perkebunan, sebenarnya ada jalur lain yang bisa ditempuh lebih singkat untuk menuju ke kampungnya. Jalur alternatif ini bisa diakses dari jalan utama menuju ke Gunung Ijen kemudian menyusuri jalan kecil di pinggiran hutan.
“Kalau lewat jalur ini hanya sekitar 15 sampai 20 menit saja dari jalan aspal, tapi hanya bisa dilewati sepeda motor saja,” terangnya.
Tidak diketahui secara pasti mulai kapan Kampung Pal Pakis ini ada. Surahman sendiri mengaku dirinya mulai tinggal di Kampung itu mulai tahun 1991. Saat itu di sana sudah banyak warga yang bermukim.
“Kalau informasi dari Keluarga istri saya yang sudah lebih lama berada di sini, kemungkinan kampung ini suda ada sejak tahun 60-an,” ungkapnya.
Layaknya pemukiman yang ada di kawasan pedesaan, rumah tinggal warga Kampung Pal Pakis seluruhnya rumah non permanen yang sederhana. Rata-rata dinding rumahnya menggunakan papan kayu. Untuk penerangan, warga sudah menggunakan listrik dari PLN. Namun aliran listrik ini belum lama dinikmati.
“Alhamdulillah, kurang lebih sudah setahun ini listrik sudah masuk ke sini,” kata Sekretaris Desa Bulusari, Nahrowi.
Daya tarik di Kampung Pal Pakis ini sempat menarik pelaku industri perfilman Indonesia. Tempat ini terpilih menjadi lokasi shooting film Perempuan Tanah Jahanam pada tahun 2019 lalu. Proses shooting film yang dibintangi Christine Hakim ini berlangsung selama beberapa bulan.
“Waktu itu kalau tidak salah kurang lebih dua bulanan shooting-nya,” jelasnya.