Mengulas Makna Zikir, Buya Hamka: Selalu Mengingat Allah!
Zikir merupakan usaha membersihkan diri sendiri dari segala dosa dan perbuatan buruk manusia. Makna zikir, yaitu ingat kepada Allah, atau dzikir bisa diartikan menyebut dan mengingat Allah.
"Sebutlah dan ingat Allah sebanyak-banyaknya. Menyebut nama tuhan, bisa menambahkan tingkat kecintaan hambanya kepada Tuhan".
Demikian pesan khusus Buya HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah, almaghfurlah). Kerinduan pesan ulama legendaris ini, terpenuhi ketika menyampaikan kuliah subuh pada era 1980an dan diputar kembali dalam siaran kuliah subuh RRI pada bulan Ramadhan ini. Di antaranya, Ketua Umum Pertama MUI (1975) ini, menyampaikan kajian yang bertemakan zikir.
Penyebutan nama Tuhan dan mengingat tuhan itu adalah bentuk dari dzikir. Bagi orang Sufi, dzikir menjadi tiang dari kehidupan.
Buya Hamka mengatakan Imam Ghozali pernah menyebutkan bahwa zikir yang terbaik adalah ketika manusia banyak mengingat Allah sehingga manusia tidak ingat lagi kepada dirinya.
Hal tersebut dinilai oleh para ahli tasawuf dengan sebutan 'fana' (hilang diri yang nyata). Logikanya adalah jika kita ingat sesuatu sangat mendalam, maka kita akan lupa dengan hal lain.
Dengan memberi contoh, jika kita sedang memikirkan sesuatu urusan yang penting dan kita diajak berbicara dengan orang lain, maka kita hanya mengingat apa yang kita pikirkan dan lupa dengan apa yang orang lain bicarakan kepada kita.
Oleh karena itu, fenomena zikir sampai manusia mencapai titik 'fana' ini sangat mungkin terjadi dalam kehidupan seseorang yang selalu ingat dan cinta kepada Allah SWT.
Dapat kita pahami, semakin cinta hambanya kepada Allah, maka akan makin sering mereka menginat Allah.
Ketika saking cintanya kepada Allah, manusia akan melupakan dirinya sendiri. Tiadak ada yang diingat kecuali Allah, bahkan dirinya sendiri.
Cinta kepada Allah bukan membuat manusia menjadi buta, tetapi menjadi penerang jalan yang mencintainya.
Iman dan takwa bisa bertambah seiring dengan bertambah besarnya cinta hamba kepada Allah dan Allah bisa mengeluarkan hambanya dari kegelapan menjadi terang benderang.
Kesimpulannya, dengan terus menyebut nama Allah, kita akan terus mengingat Allah. Jika kita selalu mengingat Allah, akan meningkatkan rasa cinta kita kepada Allah. Ketika kita semakin cinta kepada Allah, iman dan takwa kita akan bertambah.
Jika manusia hanya mengingat dirinya sendiri, tetapi tidak mengingat Tuhan, maka hidupnya tidak akan berarti.
Dalam setiap ceramahnya, Buya Hamka selalu menyampaikan dengan teduh. Laksana seorang sepuh yang menyampaikan pesan-pesan menyejukkan tentang nilai-nilai ajaran Islam. Pendengar pun merasakan keakrabannya, tanpa merasa digurui. Demikian lezatnya cara penyampaikan dakwah Buya Hamka.
Advertisement