Menggugah Kepedulian Lingkungan, 20 Aktivis Berbagi Pengalaman
Sebanyak 20 aktivis sungai dari enam negara yang tergabung dalam organisasi dunia Waterkeeper Alliance, berbagi ilmu dan pengalaman kepada mahasiswa yang ada Surabaya. Bertempat di ruang 308 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jumat, 13 Desember 2019.
Ecoton, menjadi salah satu organisasi lingkungan hidup di Indonesia yang juga anggota Waterkeeper Alliance. Ecoton dalam acara ini ditunjuk sebagai pelaksana acara sekaligus perwakilan Indonesia untuk menyampaikan materi.
"Acara ini merupakan rangkaian kegiatan pertemuan Waterkeeper Alliance regional Asia Timur. Di sini mengumpulkan anggota yang berasal dari China, Thailand dan Mongolia," ujar panitia lokal sekaligus manajer program Ecoton Daru Setyorini.
Acara Campus Day ini merupakan yang pertama kali digelar. Para aktivis dari setiap negara memarparkan pengalaman tentang bagaimana mereka menyelesaikan permasalahan lingkungan di negaranya masing-masing.
"Tergantung konsennya masing-masing. Misalnya, di Kamboja dan Thailand masalahnya konservasi atau perikanan. Karena masyarakat di sana sangat bergantung dengan sumber dayanya," jelas Daru.
Daru berharap, dengan adanya acara ini, masyarakat khususnya mahasiswa lebih terpanggil untuk melakukan aksi penyelamatan sungai. Dalam hal ini mereka bisa bergabung dengan organasasi yang sudah bergerak di penyelamatan sungai.
Kesadaran masyarakat dalam lingkungan terutama sungai sangat penting bagi terciptanya ekosistem air yang bersih bagi masyarakat. Menurutnya kesadaran masyarakat di Surabaya sudah cukup lumayan. Tapi yang ada di sekitar Surabaya memang yang masih kurang, karena masih banyak yang membuang sampah ke sungai.
Seperti yang disampaikan, Prigi Arisandi dari Ecoton Foundation bahwa kondisi sungai Brantas yang menjadi sumber air minum dan mencuci masyarakat Surabaya dan sekitarnya masih memprihatinkan.
"Di mana di hilir sungai Brantas masih dijadikan tempat membuangan limbah cair industri. Sehingga di musim kemarau kita mempunyai problem ikan banyak yang mati," terang Prigi.
Selain masalah pembuatan limbah dari industri. Prigi mengatakan masalah lain pada kali Brantas ialah limbah domestik dari rumah tangga.
Tambahnya, hal ini perlu kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang limbah di sungai serta mengurangi penggunaan plastik.
Adapun perwakilan dari 6 negara yang hadir ialah Min Zheng-Waterkeeper Alliance (USA), Hao Xin-Qiantang River Waterkeeper (China), Javzansuren Norvanchig-Tuul River Waterkeeper (Mongolia), Senglong Youk Tonle Sap Lake Waterkeeper (Cambodia), Bunleap Leang-Lower Sesan River Watekeeper (Cambodia), Nopparat Lamun-Chiang Khong Conservation Group (Thailand), dan Prigi Arisandi - ECOTON Foundation (Indonesia).