Menguatkan Literasi, Membangun Ekonomi
Cita-cita mewujudkan negara maju tentu membutuhkan beragam prasyarat. Tak hanya butuh infrastruktur dan ekonomi yang baik, namun masyarakatnya pun harus multiliterat (berpengetahuan dalam berbagai bidang).
Faktanya, kesenjangan literasi di Indonesia masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dari Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia tahun 2022 sebesar 64,48 dari skala 1-100. Angka itu menjadi fakta betapa pentingnya pembangunan literasi di Indonesia sebagai modal menuju negara maju dan Indonesia Emas 2045.
Kesenjangan yang masih cukup tinggi menyangkut pembangunan literasi itu harus segera diselesaikan, setidaknya ditingkatkan. Target IPLM di akhir tahun 2024 adalah sebesar 71,4. Oleh karenanya, selain menyiapkan peta jalan pembudayaan literasi, Pemerintah terus mendorong kerja sama segenap pihak. Antara lain pemerintah, dunia usaha, akademisi, kelompok masyarakat hingga media. Ini untuk meningkatkan budaya literasi sekaligus mencapai target tahun 2024.
"Inisiatif gerakan seperti yang nyata dilakukan oleh Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini adalah gerakan yang dilandasi dari kepedulian terhadap masa depan anak-anak Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi gerakan-gerakan yang tumbuh dan mengakar dari masyarakat," tegas Didik Suhardi, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Hal ini disampaikan saat pembukaan kegiatan Forum TBM bekerja sama Program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Kemenko PMK di Ballroom Sala View Hotel, Surakarta, Kamis 9 November 2023.
Rembug Forum TBM kerjasama dengan Kemenko PMK ini bertujuan untuk membahas TBM yang ramah anak. Perumusan kebijakan TBM ramah anak (penyusunan petunjuk teknis dan uji publik), sekaligus merespon berbagai kondisi dalam rangka pemenuhan Undang Undang tentang perlindungan anak.
Dikutip dari materi paparan Ketua Forum TBM, Opik, M.Pd, jumlah kekerasan terhadap anak di tahun 2019 tercatat 11.057 kasus dan terus meningkat menjadi 16.106 kasus di tahun 2022. Jenis kekerasan yang diterima oleh anak-anak didominasi oleh kekerasan seksual yang mencapai 9.588 kasus.
"Banyak masalah yang menyangkut persoalan anak termasuk di dunia pendidikan. TBM ingin mewujudkan TBM yang memiliki ruang atau tempat yang layak bagi anak. Selain itu, kita juga akan menyusun model sebagai standarisasi TBM yang ramah anak sehingga dapat direplikasi pada TBM-TBM se Indonesia," jelas Opik.
Saat ini sesuai data yang dikumpulkan oleh Forum TBM, tercatat jumlah TBM se Indonesia sebanyak 2388 TBM dan Forum TBM meyakini ratusan TBM lainnya sedang dalam proses verifikasi. Dari jumlah tersebut, 80% TBM juga melayani anak-anak.
Oleh karenanya, kebutuhan permodelan yang menetapkan standarisasi TBM yang ramah anak menjadi strategis dan penting. Adapun rancangan permodelan yang dibahas dalam rembug ini antara lain meliputi penyusunan instrumen kesiapan TBM model; analisis data TBM yang menjalankan; penilaian dan penentuan 3-9 TBM model; dan Pendampingan TBM.
"Salah satu yang jadi pembahasan permodelan TBM misalnya adalah penerapan aturan pengelolaan buku yang terstandar sesuai jenjang umur anak," tambah Opik.
Literasi Tak Hanya Baca
Ketika menyebut literasi, seolah hanya tentang membaca dan menulis saja. Ternyata literasi melampaui itu. Opik, Ketua Forum TBM mengungkap, setidaknya ada enam kecakapan literasi dasar yakni literasi digital, literasi finansial, literasi numerasi, literasi science, literasi budaya, dan literasi kewargaan.
Forum TBM yang merupakan gerakan literasi yang diinisiasi oleh masyarakat dan untuk masyarakat, selain berupaya meningkatkan minat baca masyarakat melalui layanan membaca dan peminjaman buku gratis, juga memberikan edukasi beragam. Seperti melestarikan bahasa daerah, sosialisasi tentang pengelolaan keuangan menangkis maraknya pinjaman online dan judi online, pembuatan hutan buatan dalam rangka menghadapi perubahan iklim, pengelolaan sampah termasuk pemanfaatan sampah yang bernilai ekonomi hingga pengelolaan koperasi.
"TBM yang diinisiasi oleh masyarakat dapat menjadi wadah positif yang dapat membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sosial hingga mewujudkan SDM yang unggul. Harapan ke depan, Pemerintah lebih memberikan akses dan fasilitas serta dukungan agar TBM semakin berperan," ujar Opik.
Di kesempatan yang sama, Ahmad Ainul Yaqin pengurus TBM Lentera Talangsuko, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang menceritakan bagaimana ia dan 10 sukarelawan pemuda/pemudi yang mengelola TBM "jemput bola" untuk mengajak masyarakat gemar membaca.
Mereka berbagi tugas, masing-masing membawa beberapa buku dan mendatangi rumah warga secara langsung kemudian mengajak anak-anak untuk bersama membaca beragam buku yang sesuai umur.
"Untuk mendekatkan pada adik-adik di lingkungan, kami melakukan pendampingan belajar. Selain sudah membuat pojok literasi, kami juga mendatangi langsung rumah warga di beberapa RW dan seizin pemilik rumah, kita gelar buku dan bersama membaca," cerita Mas Ainul, sapaan akrabnya.
Mendukung yang disampaikan Ketua Forum TBM, Ainul membenarkan bahwa TBM tak hanya mengurus tentang buku dan membaca. Untuk "menghidupi" TBM yang ia kelola, bersama relawan lainnya, Ainul memproduksi dan menjual kopi bubuk yang dikemas dalam berbagai ukuran. Dalam setiap bulan, Ainul dan kawan-kawan dapat mengumpulkan sekitar 300 ribu rupiah dan seluruhnya dimanfaatkan untuk mengurus TBM nya. TBM lainnya pun juga melakukan kegiatan ekonomi produktif sebagaimana TBM Lentera Talangsuko.
Masih banyak cerita serupa dari TBM-TBM yang berkumpul dalam rembug Forum TBM bekerjasama dengan Kemenko PMK untuk merumuskan kebijakan TBM Ramah Anak. Hadir pada acara itu sekitar 50 peserta mewakili pengurus wilayah TBM dari setiap provinsi se Indonesia dan beberapa pengurus TBM di Kabupaten/Kota di Jawa seperti TBM Melati Taman Baca Jakarta Selatan, TBM Mangunrejo Purworejo, TBM Gada Membaca Ciamis, TBM FWE Jakarta Pusat, Paguyuban Pemuda Literasi Global Serang, dan TBM Gubug Pintar Yogyakarta.
"Kemenko PMK sebagai Kementerian Koordinator yang mengkoordinasikan target peningkatan literasi masyarakat dan mengawal peta jalan pembudayaan literasi akan terus berkomitmen memperkuat kerjasama dengan TBM sehingga kontribusi segenap pihak dalam pembangunan literasi dapat berjalan dengan baik," pungkas Molly Prabawaty Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas, Kemenko PMK mengakhiri hari pertama rembug literasi itu.
(*) Tim Media Sekretariat Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental (GTN GNRM), Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga
Advertisement