Mengobati Nabi, Bukti Keutamaan Ummul Mukminin Sayidah Aisyah
Kisah-kisah tentang kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) cukup meneduhkan hati. Apalagi dalam suasana Ramadan, kisah-kisah hikmah makin meningkatkan keimanan kita.
Rumah sakit pertama umat Islam dibangun pada tahun 86 Hijriyah. Di masa kepemimpinan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik. Awalnya, rumah sakit inni dibangun untuk mengobati penyakit cacar yang merebak saat itu. Kemudian, dikembangkan menjadi rumah sakit terpadu untuk mengobati berbagai penyakit masyarakat. Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan ruangan-ruangan isolasi bagi penderita penyakit menular.
Jauh sebelum itu, kita sudah memiliki seorang figur dokter yang sangat hebat. Ia adalah Sayidah Aisyah, istri Rasulullah SAW. Aisyah adalah seorang istri yang siap siaga mengobati Nabi saw. di kala sakit. Ia mempelajari kedokteran demi kekasihnya, Muhammad, sang utusan Allah SWT.
Aisyah, ia pernah merawat Rasulullah SAW yang terluka sekembalinya dari perang Uhud. Saat itu, Rasulullah SAW terkena anak panah hingga gigi gerahamnya pecah. Ia juga banyak belajar ilmu kedokteran dari para dokter yang didatangkan untuk mendiagnosis penyakit Rasulullah SAW di masa senjanya.
Kagum Pengetahuannya
Urwah mengatakan, “Wahai Ibu (Aisyah), aku tidak heran dengan kehebatan ilmu agamamu, sedangkan engkau istri Nabi Allah SWT. Akan tetapi aku kagum dengan pengetahuanmu di bidang kedokteran. Bagaimana dan dari mana engkau mempelajarinya?”
Sayyidah Aisyah menjawab, “Wahai Urwah, dahulu Rasulullah SAW mengalami sakit di akhir usianya. Maka datanglah delegasi suku-suku Arab dari berbagai daerah. Mereka mendiagnosis penyakit Rasulullah saw. dan aku yang mengobati penyakit untuknya.” (HR. Ahmad) (aswajanucenter.com)
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس