Mengintip Produksi QR Code Gelang Haji di Surabaya
Salah satu ciri khusus seseorang menjalankan ibadah haji, selain baju Ihrom juga ada gelang logam warna putih yang terbuat dari bahan stainless. Gelang ini selalu dipakai saat orang tersebut menjalankan seluruh tahapan ibadah haji di Mekkah.
Biasanya gelang jamaah haji ini mencantumkan informasi nama, logo, dan bendera negara asal jamaah. Namun di tahun ini gelang itu ditambahkan Quick Response (QR) Code.
"Kalau QR code ini discan akan menampilkan identitas pemakainya," kata Zamris Anwar (21), pengrajin gelang asal Kudus Jawa Tengah, saat ditemui ngopibareng.id di lokasi produksi, di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya.
Manfaatnya, kata Zamris, adalah jika jamaah itu hilang atau terpisah dari rombongannya, QR Code ini bisa sangat membantu untuk mengenali identitas si pemakainya.
"Kalau jamaah itu hilang, ini bisa dilihat dari hasil scan QR Code. Oo ini orang Indonesia. Seperti itu kegunaan QR Code. QR Code juga bisa di-scan lewat smartphone, atau lewat generatornya," ujar dia.
Kualitas gelang tersebut juga jempolan. Selain terbuat dari potongan logam, gelang itu juga tak akan rusak bila terpapar api sekalipun.
Data identitas jamaah haji yang terdapat dalam gelang tersebut harus disesuakan dengan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kementerian Agama RI.
Karena itu, data identitas jamaah dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementrian Agama RI dicetak oleh kelompok pengrajin dan dibagi sesuai masing-masing Embarkasi. "Trus nanti di-print. Print-nya ada dua yang satu untuk daito dan satunya untuk QR code," ujar dia.
Zamris bersama 9 rekannya yang lain membagi menjadi dua tim produksi, yang pertama yakni di pencetakan side, yakni mencetak logo kloter, bendera, dan nama. Setelah itu gelang akan dproses oleh tim yang mencetak QR Code.
Proses pengerjaan QR code itu pun harus sangat teliti, bila salah sedikit, data jamaah pun tak akan bisa terdeteksi saat keberangkatan. Setelah gelang itu jadi dan teruji, maka barulah diserahkan kepada jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci.
Satu hari, Zamris dan timnya bisa merampungkan gelang untuk dua kloter keberangkatan. Artinya gelang itu akan diserahkan kepada 900 jamaah haji, di setiap harinya.
Menurutnya, pembuatan gelang itu cukup memakan waktu yang lama. Sebab proses yang paling sulit adalah pencetakan di QR code, Untuk satu gelang saja, waktu yang diperlukan bisa 5 sampai 10 menit.
"Kalau dulu belum ada QR code bisa lima kloter dalam sehari, kami bisa cepat mengerjakannya, pihak penerimaan sampai kewalahan," ujarnya.
Tahun 2018 ini terdapat 83 kloter Haji yang akan diberangkatkan dari Asrama Haji Sukolilo Surabaya, jumlah jamaahnya sebanyak 37.055.
Periode pertama (Embarkasi) diberangkatkan mulai 17 Juli sampai dengan 14 Agustus 2018, terdiri dari kloter 1 sampai dengan kloter 37, dengan tujuan Madinah dan kloter berikutnya yakni kloter 38 sampai dengan kloter 83 tujuan Jeddah.
Selanjutnya, periode kedua (Debarkasi) bakal diberangkatkan mulai 27 Agustus sampai dengan 25 September 2018, terdiri dari kloter 1 sampai dengan kloter 35 dengan tujuan Jeddah dan kloter 36 sampai dengan kloter 83, dengan tujuan Madinah. (frd/wit)
Advertisement