Mengintip Patung Buddha Tidur dan Isi Kompleks Vihara
Tempat wisata Patung Buddha Tidur Maha Vihara Majapahit di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, masih menjadi salah satu tempat wisata andalan masyarakat menghabiskan akhir pekan di Mojokerto, Jawa Timur.
Wisata ini memiliki pesona yang apik dan wajib dikunjungi bagi para pecinta wisata sejarah. Bagaimana tidak, Mojokerto adalah pusat pemerintahan kerajaan yang tersohor, yaitu Kerajaan Majapahit dengan Gajah Mada sebagai patih yang melegenda.
Kecamatan Trowulan adalah salah satu kecamatan yang kental akan nilai sejarah. Objek-objek sejarah di sana diberdayakan untuk dijadikan tempat wisata. Salah satunya adalah Patung Buddha Tidur raksasa yang dibangun di dalam kompleks Maha Vihara Mojopahit.
Selain sebagai wisata, patung Buddha Tidur juga merupakan simbol harmonisasi toleransi antar umat beragama. Bukan hanya yang beragama Budha saja yang diizinkan untuk masuk ke kompleks Maha Viraha Majapahit dan melihat patung-patung Budha.
Pengunjung dari berbagai agama lain diperbolehkan masuk dan menikmati keindahan patung Budha yang ada di sana. Pengunjung cukup dengan membayar karcis senilai Rp 5.000 untuk ongkos kebersihan.
Rupang Sleeping Buddha atau lebih dikenal dengan nama Patung Buddha Tidur memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter. Tidak heran jika monumen ini dicatat MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai patung Buddha tidur terbesar ketiga dunia setelah Thailand dan Nepal.
Patung Budda Tidur mulanya dibentuk dengan bahan utama beton, sebelum dilapisi kuningan. Hal tersebut semakin menambah kesan megah patung buddha yang kini menjadi ikon Mojokerto tersebut. Penggagasnya tak lain adalah YM Viryanadi Mahathera. Ia adalah biksu sekaligus pengrajin patung dari Trowulan.
Patung Buddha Tidur Mojokerto dibangun di atas kolam ikan dan menyuguhkan panorama indah di sekelilingnya. Konon hal ini sebagai perlambang bahwa Sang Buddha telah mencapai Parrinibbana atau wafat.
Di sekitar kawasan ini juga terdapat sepasang Arca Dwarapala. Keduanya tampak menjaga jalan masuk sebelum menuju bangunan utama. Sementara jika diperhatikan lebih teliti, di pondasi patung Buddha terdapat deretan relief indah yang menceritakan kehidupan dalam agama Buddha.
"Pada tahun 1993 mulai dibangun Rupang Sleeping Buddha atau lebih dikenal dengan nama Patung Buddha Tidur. Dari 1993 sampai 1998 belum memiliki warna masih semen. Pengecatan pertama kali pada 1999 dan 2001 Rupang Buddha tidur ini mendapatkan penghargaan dari muri sebagai patung Buat Tidur terbesar di Indonesia," kata Pandita Maha Vihara Majapahit, Saryono, Sabtu 14 Mei 2022.
Buddha Siddhartha Gautama ini dilahirkan di Kerajaan Kosala, tepatnya di Taman Lumbini, Nepal pada tahun 623 sebelum masehi dan wafat pada 543 sebelum masehi di Kushinagar, India.
"Kesemuanya dari tiga peristiwa itu terjadi tepat pada waktu bulan purnama di bulan Waisak. Jadi kata-kata Waisak yang sering didengar masyarakat ini sebetulnya adalah nama bulan di kalender budis," ujarnya.
Selain Patung Buddha Tidur Mojokerto, kompleks vihara juga terdapat sederet bangunan menarik. Salah satunya adalah Gedung Bhakti Sala Vihara Mojopahit, yang berada di depan pintu masuk.
Dari luar gedung ini terlihat begitu megah dengan beberapa arca di sisi kiri dan kanan. Gedung ini berfungsi sebagai tempat beribadah dan mendengarkan ceramah dhammah oleh biksu.
Di dalamnya juga terdapat tiga altar dewa sesuai aliran Buddha yang berkembang di Indonesia, yaitu Buddha Alvalokitesvarah, Sakyamuni, dan Dewi Tara.
Advertisement