Mengintip Denyut Kampung Rinca dan Liang Ndara, Dimana Itu?
Destinasi wisata di seluruh Indonesia sedang digarap masif oleh Pemerintah. Di dalamnya termasuk digarap juga hal sejarah dan warisan budaya. Keduanya sudah pasti mampu menjadi pendukung destinasi wisata nasional.
Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Labuan Bajo, adalah wilayah yang sudah siap digarap. Kementerian Pariwisata yang "ditugasi" Pemerintah untuk menggali dua potensi wisata ini.
Adalah Kampung Liang Ndara dan Kampung Rinca. Keduanya di Labuan Bajo. Dua kampung ini memiliki nilai sejarah dan warisan budaya yang sangat bernilai. Bisa dibilang tiada duanya.
Tim Kementerian Pariwisata pun bergerak. Ujung tombaknya berada di tangan Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan. Sedangkan langsung berada dilapangan adalah Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar.
"Ini kontennya sangat menarik. Karena kami dipacu untuk menggali potensi wisata sejarah dan warisan budaya yang ada dua destinasi tersebut. Ini membuat kami berusaha terus memberikan yang terbaik bagi wisatawan. Bukan hanya menyajikan wisata alam saja, namun juga dibingkai dengan sejarah dan budayanya," kata Getrudis Naus, salah satu tim.
Getrudis menilai, langkah menghiduplan sejarah dan budaya kedua kampung kuno itu akan memacu para pelaku pariwisata di Labuan Bajo untuk terus berinovasi. Memacu mereka untuk lebih kreatif, dan lain-lain. Apalagi, dibalik semua ini, Labuan Bajo masuk ke dalam 10 destinasi prioritas nasional yang ditetapkan pemerintah.
Tim Kemenpar tiba di Kampung Liang Ndara dan Kampung Rinca. Dipimpin langsung oleh Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah Religi Seni Tradisi dan BBuday, Agni Malagina. Tim juga mengajak serta para agen travel dan stakeholder pariwisata yang lain.
Kata Agni, harus ada penyegaran pada pelaku pariwisata, sebab itu menjadi penting untuk melibatkan mereka kaitanya dengan memacu produk pariwisata berbasis budaya dan sejarah.
Produk tersebut harus solid untuk mendukung wisata alam Labuan Bajo yang telah mendunia sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna dengan nilai-nilai budaya pada para pengunjung atau wisatawan.
Dua destinasi yang didatangi tim ini, kata Agni, sebagai bahan observasi apakah keduanya mampu menjadi bagian dari produk wisata sejarah dan budaya yang solid di Labuan Bajo atau justru sebaliknya.
Dalam Tim yang menyerap inspirasi Kampung Liang Ndara dan Kampung Rinca itu ada nama Shana Fatina. Dia adalah PIC Pokja 10 Destinasi Prioritas Labuan Bajo. Nampak juga Wiwien Tribuwani Winoyoputri, konsultan perencana pariwisata dan ahli interpretasi. Ada juga nama Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Rizki Handayani.
"Ini acara sangat bermanfaat dan bagus banget buat kami. Seperti kita ketahui bahwa selama ini Labuan Bajo andalkan keindahan alamnya, dan sudah saatnya pariwisata Labuan Bajo menggali kekayaan budaya dan sejarahnya yang sangat unik," kata Shana Fatina.
Sementara itu Rizki Handayani, menjelaskan, wisata budaya juga sangat penting bagi pariwisata. Karena 60 persen wisman yang datang ke Indonesia karena budaya. Sebanyak 35 persen karena alam atau nature dan lima persen man made, seperti meeting, incentive, conference-exhibition (MICE), lalu sport tourism, showbiz dan buatan manusia yang lain.
Potensinya? Sangat besar. Ragam busaya di Indonesia sangat kaya. Setidaknya ada 1.340 suku bangsa yang bisa dieksplor di lebih dari 17.000 pulau, 34 propinsi, 416 Kabupaten dan 98 kota di Indonesia. Ribuan suku tadi juga menyimpan 583 bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Ditambah lagi, eight world heritage sites by UNESCO ada di sini.
Empat di antaranya cultural. Sementara empat lainnya dari unsur natural. “Kalau dari sisi atraksi, maka budaya kita sudah sangat kuat, dan harus terus diperkuat,” kata dia. (*)