Menginap di Hotel, Kiai Sahal Tolak Dibayari Panitia
Suatu hari PBNU mengadakan sebuah acara di Surabaya, mengundang duta-duta besar negara sahabat, dan pelayanannya pun VVIP. Lebih-lebih KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh, Ra'is Aam PBNU 1999-2014, tentu bisa mendapatkan pelayanan yang lebih.
Di Kota Pahlawan ini, Mbah Sahal -- sapaan mulianya -- selama dua hari bermalam di sebuah hotel berbintang. Tapi, ketika panitia acara ingin membayar kamar hotel yang ditempati Kiai Sahal, beliau bilang: "Ndak usah, aku jek duwe duet dewe," (Tidak, saya masih punya uang sendiri), sambil berjalan ke kasir.
Panitia pun masih merayu Kiai Sahal agar mau dibayari oleh panitia. Mbah Kiai Sahal tetap bilang: "Ndak usah"!. Sambil beliau mengeluarkan uang dari tasnya.
Setelah itu panitia masih berkata: "Mana bon-nya Kiai, biar kami ganti."
Mbah Sahal dawuh: "Ndak usah, aku moh nganggo duite NU. Aku anggawa duetku dewe ae. Nek NU iku urip-urip NU, ojo sepisan-pisan golek urip nok NU." (Tidak, saya tidak mau menggunakan duitnya NU. Saya pakai uang saya sendiri saja. Di NU itu harus menghidupi NU, jangan sekali-kali mencari hidup di NU).
"Sifat Mbah Kiai Sahal patut kita contoh. Beliau benar-benar tulus, ikhlas mengabdi untuk NU. Padahal sekelas Ra'is Aam seperti Mbah Sahal tentu mudah sekali bagi beliau untuk mendapat fasilitas dari NU."
Demikian pesan para ulama pesantren pada para santrinya. Al-Faatihah.