Mengikuti Medsos Selama Kampanye Lalu Seperti Nonton Film
Jakarta: Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku dirinya sampai sekarang masih bingung karena masih banyak yang bertanya, apakah setelah dilantik jadi gubernur difinitif nanti dirinya akan menerapkan hukum Syariah bagi mamsyarakat Jakarta.
“Sampai saya ke Singapura dan Hongkong pun, pertanyaan itu masih diajukan. Bahkan malam ini pertanyaan itu muncul lagi. Sejak dahulu saya sudah katakan, tidak ada hubungannya masyarakat Jakarta dengan hukum Syariah,” kata Anies Baswedan, hari Minggu (23/7) malam pada acara silaturahmi di rumah budayawan Erros Djarot.
Pada acara yang dikemas halal bihalal ini hadir beberapa tokoh dari berbagai kalangan antara lain Sandiaga Uno, Marcela Zalianty, Frida Lucia, HS Dellon, anggota DPR-RI Desmon Mahendra, Slamet Rahardjo, Bambang Harimurti, Suko Sudarso, Sukmawati, Yocky Suryoprayogo, Arif Afandi, Zulvan Lindan, Setiawan Djodi dan para aktivis antara lain Lucas Luwarso dan Dhea Permana Yudha.
“Sudahlah, saya mohon pertanyaan itu sudah tidak relevan lagi diajukan karena kalau terus muncul saya khawatir justru akan membebani benak mereka yang mempertanyakan,” kata Anies, karena sebelumnya Erros Djarot sempat menyinggungnya.
Menurut Anies, selama kampanye persoalan itu muncul di media sosial, dan berkembang secara luar biasa. “Mengikuti medsos, apalagi selama kampanye, seperti nonton film. Terbawa begitu mendalam di perasaan. Menonton di gedung yang ini, yang menjadi lakon bernama Anies, sedang bioskop satunya yang menjadi lakon adalah Pak Basuki. Ketika sama-sama keluar gedung, masing-masing penonton memiliki lakon sendiri, memiliki pahlawan sendiri. Padahal yang jajdi sutradara juga sama, filmnya yang ditonton juga sama. Itulah yang saya lihat selama kampanye lalu,” tambahnya.
Sekarang mari kita sama-sama kembali pada kenyataan. “Itulah yang harus kita lakukan sekarang. Kembali melihat kenyataan yang ada di Jakarta. Masyarakat bawah memerlukan peningkatan pendidikan dan ekonomi, itulah kuncinya. Bukan infrastruktur,” tegas Anies.
“Saya akan mengajak kelas menengah untuk Bersama-sama memikirkan dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah itu, yaitu kemelaratan yang ada di kelas bawah,” tambahnya.
“Saya sudah berkunjung ke Taman Ismail Marzuki, berdialog dengan seniman di sana, dan mengajak Bersama-sama menjadikan Jakarta sebagai pusat kebudayaan. Kebudayaan rasanya sudah hilang dari Jakarta, tidak seperti dahulu. Tetapi saya juga mengingatkanpara seniman untuk tidak terlalu berharap kepada pemerintah,” kata Anies.
Di Jakarta ini kan sangat banyak perusahaan-perusahaan besar. Mereka mengendalikan jaringan yang ada di seluruh negeri dari Jakarta. Saya akan gandeng perusahaan-perusahaan sebagai partnership untuk mengembangkan kebudayaan. Mereka juga harus ikut bertanggungjawab agar merasa ikut memiliki Jakarta, itulah yang sampaikan ketika beberapa waktu lalu saya berdialog dengan seniman di Taman Ismail Marzuki,” tambahnya. (nis)