Menghormati Jenazah, Ini Pesan Indah Rasulullah
Perintah Tuhan kepada manusia agar menghormati manusia dan tidak boleh menyakitinya, bukan hanya saat masih hidup, tetapi juga saat ia mati.
Dua ahli hadits terkemuka Imam Bukhari dan Muslim menulis dalam kitab Sahih-nya :
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الخُدْرِىّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إِذَا رَأَيْتُمُ الجَنَازَةَ فَقُومُوا فَمَنْ تَبِعَهَا فَلاَ يَجْلِسْ حَتَّى تُوضَعَ». متفق عليه.
"Nabi Saw bersabda : "Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah. Siapa yang ikut mengiringnya maka janganlah duduk, kecuali sesudah jenazah (mayat) diletakkan di liang lahat". (Muttafaq 'alaih).
Bahkan penghormatan terhadap mayat bukan hanya untuk yang beragama Islam, tetapi juga untuk non muslim. Imam al-Muslim dalam kumpulan hadits sahihnya menyebutkan :
عن جابر بن عبد الله قال : مَرَّتْ جَنَازَةٌ فَقَامَ لهَا رَسولُ الله صلى الله عليه وسلم وَقُمْنَا مَعه فَقُلْنَا : يَارَسولَ الله اِنَّهَا يَهُودِية فَقَالَ إِنَّ المَوْتَ فَزَعٌ . فَاِذَا رَاَيْتُمْ الجَنَازَةَ فَقُومُوا “. رواه مسلم “
Jabir bin Abd Allah mengatakan : “Suatu hari kami melihat keranda jenazah lewat. Nabi kemudian berdiri. Kami pun ikut berdiri bersamanya. Lalu kami mengatakan : “Wahai Nabi, itu jenazah orang Yahudi”. Beliau mengatakan : “Kematian itu membuat kesedihan yang mendalam. Bila kalian melihat jenazah, berdirilah. (H.R. Muslim, Sahih 2181):
Imam Bukhari menyampaikan sebuah hadits serupa :
حدثنا آدم ، حدثنا شعبة ، حدثنا عمرو بن مرة قال : سمعت عبد الرحمن بن أبي ليلى قال: كَانَ سَهْل بن حنيف وقيس بن سعد قَاعِدَينِ بِالقَادِيسِيَّة فَمَرُّوا عَلَيهِما بِجَنَازَةٍ فَقَامَا. فَقِيلَ لهُمَا اِنَّهَا مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ اى مِنْ أَهْلِ الذِّمَّة. فَقَالَتْ : أَنَّ النَّبِي صلى الله عليه وسلم مَرَّتْ به جَنَازةٌ فَقَامَ فَقِيلَ له : اِنَّها جَنَازَةُ يَهُودي . فقال : أَلَيْسَتْ نَفْساً؟. رواه البخاري “
"Di Qadisiyah, (usai menempuh perjalanan jauh), Sahl bin Hanif dan Qais bin Saad duduk-duduk untuk beristirahat. Tiba-tiba ada sekelompok orang memikul keranda (jenazah). Keduanya berdiri. Orang lain yang melihatnya memberitahu keduanya bahwa jenazah tersebut adalah orang non muslim yang dilindungi, yaitu Yahudi. Lalu mereka mengatakan : “kami pernah bersama Nabi, lalu ada jenazah orang Yahudi lewat, Nabi berdiri. Kami katakan : “Nabi, itu kan jenazah orang Yahudi ?”. Nabi mengatakan : أليست نفسا؟” “Bukankah ia adalah jiwa (manusia)?.” . (Hadits Sahih al-Bukhari).
Lihatlah betapa mulia dan agungnya Nabi Saw. Beliau tetap menghargai dan menghormati mayat/jenazah manusia, siapapun dia, seagama maupun berbeda agama.
Jangan Sakiti Manusia
Kekerasan antarmanusia, secara fisikal maupun verbal, kapapun dan di manapun adalah bertentangan dengan ajaran Islam dan semua agama, bahkan dipandang sebagai sebuah kezaliman atau kejahatan kemanusiaan.
Al-Qur'an menegaskan bahwa manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan yang terhormat. Tuhan sendiri sungguh-sungguh menghormatinya.
Kitab suci al-Quran menyatakan :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan sungguh-sungguh Kami memuliakan anak-anak Adam. Kami tempatkan mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik serta Kami unggulkan mereka atas kebanyakan ciptaan Kami”.(Q.S. al Isra, 70).
Atas dasar prinsip penghormatan kepada manusia tersebut, maka Islam melarang siapapun merendahkan, menghina, mengurangi hak- hak kemanusiaannya, apalagi menyakiti dan menderitakannya.
Al-Qur'an menyatakan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan sebutan yang mengandung penghinaan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim". Nabi mengatakan dalam sebuah hadits qudsi :
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا "
"Wahai hamba-hamba-Ku. Aku haramkan kezaliman atas Diri-Ku. Dan jadikan kezaliman itu haram dilakukan oleh kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi". (H.R. Muslim).
Al-Syeikh al-Akbar, Muhyiddin Ibnu Arabi mengatakan :
لَا تَحْتَقِرْ اَحَداً وَلَا شَيْأ لِاَنَّ اللهَ لَا يَحْتَقِرُهُ حِينَ خَلَقَهُ
"Jangan kalian merendahkan siapapun dan apapun, karena Tuhan tidak merendahkannya saat menciptakannya".
13.04.2020
KH Husein Muhammad
Advertisement