Menghebohkan Prancis, Inilah Le Grand Mosquee de Paris
Paris menjadi pusat perhatian di negeri Perancis. Tapi, tahukah kita bahwa di ibu kota negeri para model itu, terdapat Masjid Agung? Ya, di Paris terdapat Le Grand Mosquee de Paris atau Masjid Agung Paris.
Le Grand Mosquee de Paris bukanlah masjid tertua di Perancis. Namun, ia ia adalah masjid terbesar pertama di Paris –bahkan Eropa Barat. Luasnya mencapai satu hektar yang terdiri dari bangunan utama masjid, ruang pertemuan, kafe, restoran, taman, dan toko-toko makanan halal. Masjid ini memiliki sejarah yang unik, menarik, dan penuh dengan nilai-nilai toleransi.
Dijelaskan dalam buku Kisah Para Pencari Nikmatnya Shalat, awalnya lahan yang di atasnya dibangun Masjid Agung Paris itu adalah tanah pemakaman. Iya, pada tahun 1856 pemerintah Prancis memberikan sebidang tanah seluas 800 meter di pemakaman Paris Pere-Lachaise kepada kaum Muslim yang bermukim di Paris pada saat itu.
Kaum Muslim memfungsikan tanah tersebut untuk memakamkan jenazah dan mendirikan sebuah masjid kecil. Pada saat itu, orang-orang Turki lah yang banyak menggunakan tempat itu.
Seiring dengan bertambahnya Muslim di Paris, proyek pelebaran dan perluasan masjid menjadi agenda yang penting. Adalah Paul Boudaire, seorang jurnalis Perancis yang bekerja di sebuah surat kabar, yang mendorong agar pemerintah Prancis membangun sebuah Masjid Agung Paris untuk kaum Muslim.
Boudaire menilai, Masjid Agung Paris adalah sebagai tanda penghormatan bangsa Prancis kepada kaum Muslim yang membantu Prancis dalam Perang Dunia I. Disadari atau tidak, pada saat Perang Dunia I negara-negara jajahan Prancis seperti Maroko, Aljazair, dan lainnya gigih membela negara penjajah mereka, Prancis, melawan Jerman.
"Pada waktu itu, Pemimpin Masjid Agung Paris saat itu, Kaddour Benghabrit, mengubah ruangan masjid menjadi tempat perlindungan bagi Muslim dan Yahudi dari kejaran pasukan Nazi Jerman."
Maka pada tahun 1922, Masjid Agung Paris mulai dibangun. Batu pertama diletakkan di distrik Jardin des Plantes. Masjid ini dibangun selama empat tahun. Pada tahun 1926, Presiden Prancis Gaston Doumergue dan Sultan Maroko Moulay Youssef meresmikan Masjid Agung Paris. Ahmad al-Alawi, seorang tokoh sufi keturunan Aljazair, ditunjuk sebagai imam shalat pertama usai Masjid Agung Paris diresmikan.
Masjid Agung Paris kini terletak di di Jalan Place du Puits de l'Ermite, Paris. Gaya arsitekturnya terinspirasi dari salah satu masjid tertua di dunia, yakni Masjid Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko. Sementara menaranya yang tingginya 33 meter terinspirasi Masjid Al-Zitouna Tunisia.
Salah satu yang menjadi daya tarik masjid ini adalah tamannya. Iya, Masjid Agung Paris memiliki taman yang indah dan cantik. Di tengahnya ada kolam berwarna biru cerah. Sementara, di sekelilingnya dilengkapi dengan pohon-pohon.
Masjid Agung Paris dibuka untuk umum, bukan hanya untuk ibadah kaum Muslim. Non-Muslim pun dipersilahkan jika ingin melihat-lihat atau berwisata ke dalam Masjid Agung Paris. Namun bagi non-Muslim harus membayar untuk memasuki masjid. Sementara Muslim gratis.
Bukan sekadar masjid
Masjid Agung Paris bukan hanya sebagai tempat ibadah saja, tapi juga sebagai pusat kajian Islam terbesar di Prancis. Masjid ini memiliki banyak sekali koleksi buku yang dipajang di lemari-lemari ruang utama untuk shalat. Di samping itu, masjid ini juga memiliki madrasah yang mengajarkan ajaran agama Islam.
Dalam sejarahnya, Masjid Agung Paris juga memainkan peran penting dan menjadi simbol toleransi atas nama kemanusiaan. Saat Perang Dunia II Masjid Agung Paris menjadi tempat berlindung, terutama keluarga Muslim dan juga keluarga Yahudi, saat pasukan Nazi Jerman berhasil menduduki Prancis.
Pada waktu itu, Pemimpin Masjid Agung Paris saat itu, Kaddour Benghabrit, mengubah ruangan masjid menjadi tempat perlindungan bagi Muslim dan Yahudi dari kejaran pasukan Nazi Jerman. Tidak hanya itu, Benghabrit juga memberikan akta kelahiran palsu bagi anak-anak Yahudi agar mereka selamat dari pasukan Nazi Jerman. (adi)