Menghafal Al-Quran Habiskan Liburan, Ini Program TQT
Liburan sekolah menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para siswa. Tak jarang mereka menghabiskannya untuk berlibur ketempat wisata, keluar kota atau bahkan Berlibur kerumah nenek.
Berbeda dengan kebiasaan umumnya, liburan akhir tahun ini dihabiskan oleh peserta Program Boarding School Tahfiz Quran Tematik (TQT) di Baitul Hikmah untuk menghafal ayat Al-Quran.
Lailatul Fithriyah Azzakiyah, M. Pd. I. Penemu TQT, mengakui, Boarding School adalah singkatan dari Short Course in Holiday for Overseas Learners. Disebut demikian, karena dalam pelaksanaanya peserta diwajibkan untuk menginap.
Menurut Ela, panggilan akrab perempuan ini, kata Overseas Learners ini ditujukan untuk peserta yang bukan hanya berasal dari Malang, namun juga bisa berasal dari luar Malang bahkan luar Negeri. “Seperti halnya pada program sebelumnya yang diikuti oleh peserta asal Singapura hingga Korea,” tuturnya, dikutip ngopibareng, Sabtu (6/1/2018).
Dalam pelaksaan periode kedua ini, Boarding School TQT berjumlah 35 peserta. Peserta berasal dari Trenggalek, Situbondo, Pati hingga Bekasi.
Sama halnya dengan berlibur para peserta merasakan nuansa yang gembira dalam mengikutinya. Mulai dari 22 - 30 Desember 2017 lalu, peserta diajak untuk mengahafal surat yunus, zakariyah dan maryam di Rumah Singgah Sihabudin, Jalan Tirtomulyo, Malang. Metode menghafal yang di ajarkan di TQT ini tidak hanya membuat mereka hafal namun peserta juga akan diajarkan untuk memahami maknanya.
Para peserta yang notabanenya memiliki latar belakang kemampuan yang berbeda-beda ini akan merasakan kemudahan mengafal dengan metode TQT. Peserta diajak untuk menonton Film kartun yang mengisahkan salah satu cerita Nabi yang ada dalam surat Al-Quran, lalu peserta diberikan kosa kata bahasa arab dengan artinya yang menggambarkan peristiwa yang ada dalam cerita Nabi tersebut.
Tidak cukup disitu saja, penggalan kata dari ayat-ayat beserta artinya tersebut dirangkai menjadi sebuah nyanyian agar mudah diingat. Ketika ayat surat diberikan kepada peserta untuk dihafal, peserta sudah akan sangat familiar dengan kosa kata tersebut. Maka dari itu, peserta tidak perlu wartu yang lama untuk dapat menghafalnya.
Lagi pula ada banyak tutor yang selalu siap sedia untuk mendampingi peserta dalam menghafal. Bagi peserta yang susah untuk mengingat, tutor akan selalu siap menemani peserta dalam menghafalkannya sambil bermain atau pada saat jam istirahat. Adapula permainan-permainan yang menyenangkan yang dapat mempertajam hafalan.
Kegembiraanpun juga tergambar dari kegiatan yang lain seperti outbound. Ada jaring laba-laba, estafet air, topi saya bundar hingga kotak angka. Peserta yang awalnya tidak saling kenal menjadi sangat akrab. Layaknya saudara, mereka saling memahami dan menyayangi. Ketika ada teman belum bisa hafal mereka pun ikut membantu. Ketika ada salah satu peserta yang sakit yang lain pun merasa iba dan kasihan. Begitu juga para tutornya yang selalu mendampinginya. Suasana kekeluargaan sangat kental terasa.
Bahkan saat mereka hendak berpisah mereka merasa sangat sedih. Tangispun pecah saat malam terakhir menjelang ujian munaqosyah digelar.
Keesokan harinya, Munaqosyah pun digelar di Rusunawa UMM. Kini, saatnya para peserta diuji kemampuan menghafalnya. Wali dari peserta yang berasal dari berbebagai daerahpun seakan tak mau ketinggalan moment untuk menghadirinya. Wali dari peserta dipersilahkan untuk mengetes langsung hafalan anaknya. Sebelumnya, panitia sudah menyiapkan daftar hafalan siswa secara lengkap beserta artinya sehingga wali tidak kesulitan dalam bertanya.
Usai menjawab pertanyaan, para hadirin yang berada disitu diingatkan akan kemuliaan orangtua yang berhasil mendidik anaknya Kelak di Surga 'kan mendapatkan mahkota yang bercahaya. Suasana hapun mulai terbangun. Apalagi, Para peserta dipanggil untuk maju keatas panggung untuk berkesempatan memakaikan mahkota pada orang tua masing-masing. Tangis pun samakin pecah saat salah satu peserta ada yang ibunya sudah almarhum sehingga peran ibu diganti oleh perwakilan orang yang lain.
Cerita akhir tahun ini sangat berkesan bagi mereka. Kegembira dan rasa bangga yang sangat tinggi telah dirasakan oleh para orang tua pada anaknya karena bisa menghafal dan memahami ayat dalam beberapa surat di Al-Quran.
Khusnul, wali peserta asal Bekasi ini mengaku senang, bahkan sudah tidak sabar ingin mengikutkan anaknya lagi pada program selanjutnya. Demikian pula Rian Aminullah Yasin wali peserta asal Trenggalek, yang mengatakan, "Semoga pada tahun depan program ini dapat berkembang dan kami dapat mengikutkan lagi anak kami dalam program seperti ini.
Lain orang tua, lain pula peserta yang mengikuti, berbeda dengan para orang tua yang mengaku senang, Faiz asal Pati malah merasa gelisah, karena berpisah dengan teman-teman barunya. Rasa kekeluargaan sudah terlanjur melekat. Sehingga ada kegundahan ketika hendak berpisah dengan teman-temannya.
Rillah, ketua Panitia berharap bahwa kegiatan menghafal Al-Quran semoga dapat berjalan terus dan bukan dari program ini saja. (adi)
Advertisement