Hadapi Corona, Menristek Dorong Peneliti Lebih Aktif dan Inovatif
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia harus siap mandiri menantang pandemi Covid-19. Indonesia harus mandiri dalam memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan obat sehingga bisa mengurangi impor produk bahan baku obat.
“Untuk mewujudkannya tentu dibutuhkan kerja keras dari semua pihak, terutama dari komunitas peneliti dan inovasi. Mari kita tunjukkan bahwa dalam kondisi pandemi ini akan selalu mencari jalan keluar. Tidak akan menjadi komunitas yang pasif, tetapi menjadi komunitas yang aktif yang akan selalu mencari cara bagaimana manusia mengatasi Covid-19,” ujarnya pada hilal bihalal di lngkungan Kementerian Ristek, Kamis 28 Mei 2020.
Bambang merasakan, kondisi Ramadhan dan Idul Fitri yang baru saja dilewati ini memang terasa berbeda di banding tahun-tahun sebelumnya.
"Kita tidak bisa melaksanakan ibadah tarawih dan salat Id berjamaah di masjid, mudik dan silaturahmi langsung dengan keluarga. Tahun ini adalah pengecualian. Kita tidak bisa melakukan semuanya karena dunia saat ini sedang terkena musibah Covid-19,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan, peran agama sangat penting di tengah pandemi Corona ini. Menurutnya, seruan atau bahasa agama sangat berhasil dalam menciptakan kestabilan masyarakat di tengah krisis ini.
Nasaruddin berharap, Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat dan bersatu menghadapi ujian wabah Covid-19.
“Pasti kita harus beriman dan berilmu dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Dengan semakin banyak ujian, maka akan ada hadiah yang diperoleh, yaitu peningkatan spiritual,” katanya.
Dalam acara tersebut selaku perwakilan LPNK, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza dan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jazi Eko Istiyanto memberikan sambutan Hari Raya Idul Fitri 1441 H dan memohon untuk meminta bantuan. Dia berharap komunitas riset di Indonesia dapat menberikan kontribusi untuk memberikan solusi bagi bangsa.